REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Adi Supriyatna MKom
Ilmu pengetahuan yang akan didapatkan oleh mahasiswa selama belajar atau perkuliahan di kampus kemungkinan hanya akan bertahan selama tiga sampai lima tahun pertama setelah lulus kuliah. Kemudian setelah itu knowledge-nya akan berubah secara signifikan, tentu saja dengan mengikuti perkembangan teknologi. Oleh karena itu setiap lulusan dari perguruan tinggi harus memiliki karakter sumber daya manusia (SDM) yang unggul, yaitu karakter yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Era revolusi industri 4.0 merupakan istilah yang sudah mulai exist di kalangan masyarakat, di mana dampaknya akan sangat berarti bagi dunia industri dan juga masyarakat. Revolusi industri 4.0 pada implementasinya kemungkinan besar akan mengganti penggunaan tenaga manusia dan digantikan dengan sistem otomatis yang dilakukan oleh mesin.
Perguruan tinggi khususnya program studi (Prodi) memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan bersaing dalam menjalani revolusi industri 4.0. Oleh karenanya program studi harus dapat memikirkan kemajuan teknologi apa yang akan hadir atau berkembang dalam lima sampai 10 tahun mendatang.
Beberapa program yang harus dilaksanakan oleh program studi dalam berupaya untuk menyiapkan SDM yang unggul, antara lain melakukan pembaharuan konten kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri, bekerja sama serta berkolaborasi dengan dunia industri, melibatkan praktisi dalam kegiatan belajar-mengajar baik dalam maupun luar kampus, membekali mahasiswa dengan sertifikasi kompetensi sampai dengan pengembangan technopreneurship dan program-program lainnya.
Untuk mendukung program-program tersebut tentunya perguruan tinggi juga harus mampu mempersiapkan infrastruktur Teknologi Informasi & Komunikasi yang mumpuni. Salah satunya yang pada saat ini di masa pandemi Covid-19 wajib dijalankan oleh semua institusi pendidikan khususnya pendidikan tinggi adalah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Karena, jika perguruan tinggi tidak mampu melaksanakan pendidikan jarak jauh, tentu akan kesulitan dalam mentransfer knowledge dari pendidik dalam hal ini adalah dosen kepada peserta didik atau mahasiswa. Hal ini tentu saja akan berdampak kepada mahasiswa, di mana mahasiswa akan belajar sendiri, memahami keilmuan sendiri, melakukan eksperimen sendiri dan sebagainya tanpa adanya peran atau andil dari dosen.
Strategi yang dilakukan oleh program studi Sistem Informasi Akuntansi Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Bina Sarana Informatika dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang unggul antara lain melibatkan praktisi industri sebagai pengajar; membekali mahasiswa dengann sertifikasi kompetensi; penyesuaian konten Kurikulum dengan perkembangan teknologi; melaksanakan kegiatan seminar dengan narasumber praktisi industry; dan yang paling utama melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Beberapa konsep yang sudah dilaksanakan oleh program studi Sistem Informasi Akuntansi yaitu, menerapkan kurikulum berbasis Outcame Base Education (OBE), membekali mahasiswa dengan sertifikasi programmer, teknisi akuntansi serta Zahir Software Accounting.
Mahasiswa/i program studi Sistem Informasi Akuntansi harus siap menjadi SDM yang unggul dan mampu bersaing, karena kami akan membekali mereka dengan pengetahuan, sertifikasi kompetensi sampai dengan terjun langsung ke industri melalui praktik kerja lapangan yang sesuai dengan Bidang Sistem Informasi Akuntansi.
*) Penulis adalah Kaprodi Sistem Informasi Akuntansi UBSI