REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta mengharapkan peristiwa keramaian massa dalam berbagai acara yang melibatkan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab(HRS) agar jadi pelajaran bagi semua pihak supaya tak terjadi lagi. Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, di Jakarta, Rabu, kejadian kerumunan di Petamburan hingga sampai tahap pemeriksaan oleh kepolisian karena dugaan pelanggaran UU Kekarantinaan Kesehatan juga harus jadi perhatian dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan. Termasuk, Maulid Nabi Muhammad SAW yang biasanya dihadiri massa berjumlah besar.
"Ke depannya, mudah-mudahan peristiwa kemarin memberi pelajaran bagi kita bahwa kegiatan-kegiatan seperti Maulid Nabi, tidak harus dilakukan sebanyak-banyaknya (masyarakat), bisa dilakukan virtual dan itu tidak mengurang arti dan maknanya," kata Riza.
Riza menilai keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan adalah keteladanan pembawa agama tersebut. Keteladanan Nabi Muhammad SAW dengan sikapnya, perilaku mulianya, dan cara hidup bersih dan sehat patut ditiru, terlebih di saat pandemi Covid-19.
"Justru keberhasilan melaksanakan maulid tidak diukur dari banyaknya peserta yang hadir tapi diukur sejauh mana peserta bisa meneladani Rasulullah. Di masa pandemi ini kita meneladani Rasulullah dengan hidup bersih dan sehat, kemudian hati juga harus bersih tidak boleh berprasangka, tidak boleh kita mentang-mentang dan sebagainya, kita harus adil," ucapnya.
Selain itu, politisi Gerindra ini juga menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan keagamaan termasuk maulid, diharuskan untuk mengikuti protokol kesehatan. Mulai dari tidak boleh lebih dari 50 persen, menggunakan masker, serta harus ada pengecekan suhu pakai "thermal gun".