REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pada Selasa (17/11) dan Rabu (18/11) pelaksanaan lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-28 terasa menegangkan bagi peserta dan panitia. Dua hari berturut-turut, Kota Padang dan sekitarnya diguncang gempa bumi. Sehingga panitia, peserta dan tamu yang hadir sempat kaget dan panik.
Pada Selasa (17/11) pagi WIB, gempa berpusat di Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan kekuatan 6,3 skala righter pada pukul 08.44 WIB. Gempa terasa hingga di Kota Padang hingga Kabupaten Sijunjung. Beberapa peserta dan panitia sempat berhamburan mencari tempat aman. Tapi situasi di lokasi MTQ kembali kondusif karena gempa hanya berlangsung selama beberapa detik.
Sehari berselang, gempa terjadi lagi sekitar pukul 11.41 WIB. sejumlah penampilan perlombaan MTQ berlangsung di 12 venue yang tersebar di Kota Padang. Pantauan Republika, di venue Masjid Raya Sumatra Barat (Sumbar) untuk perlombaan cabang Qiraat Sab’ah Mujawwad. Beberapa menit sebelum gempa, peserta yang dipanggil untuk mendapat giliran tampil adalah kafilah tuan rumah Abdullah Fikry. Ia mendapat jatah membaca Surat Al Anbiyaa Ayat 1.
Setelah namanya dipanggil dan diberi tahu surat yang akan ia baca, Fikry sigap masuk ruang mimbar. Dengan mantap sambil memandang ke arah mushaf Al-Qur’an, taawuz pun dilafalkan. Sejenak hadirin khusyuk menyimak. Untaian ayat suci mengayun indah di angkasa, penonton terbawa suasana. Yang hafal tampak mengikuti bacaan dengan gaya imam nafi. Yang tidak hafal hanya bisa terdiam sambil merekam suasana untuk dibagikan ke media sosial agar masyarakat umum tahu ada peserta kebanggaan Sumatera Barat tampil.
Ketika sedang khusuk mendengarkan lantunan ayat suci oleh Fikry inilah gempa berlangsung. Masyarakat yang awalnya menikmati alunan suara Fikry berhamburan. Meski orang-orang di sekitar venue berlarian, Fikry tetap meneguhkan hatinya untuk tetap melanjutkan Surat Al Anbiyaa Ayat 1 sampai selesai.
"Saat melihat penonton berlari, saya mau keluar dari ruang mimbar. Tapi saya lagi baca Alquran, yaudah terusin aja,” kata Fikry usai tampil.
Fikry merasa ikhlas bila gempa sempat merenggut nyawanya. Ia saat itu merasa yakin akan pertolongan Allah SWT karena ia sedang melantunkan Qalam Allah SWT yang suci. Setelah menyelesaikan bacaannya, Fikry disambut oleh pelatihnya beserta tim ofisial Sumatra Barat. Fikry sempat meneteskan air mata karena merasa terharu. Kejadian gempa yang ia alami menjadi berkah dan mampu membawanya maju ke final dan menjadi juara.
"Alhamdulillah bisa menuntaskan tugas dengan baik, semoga bisa ke final," ujar Fikry.