REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca bersama University of Oxford menghasilkan respons imun yang kuat pada orang dewasa yang lebih tua. Temuan ini memberi harapan bahwa vaksin mampu melindungi mereka yang paling rentan terhadap penyakit, menurut data uji coba tahap kedua.
Data tersebut dilaporkan sebagian bulan lalu, namun baru diterbitkan secara lengkap di jurnal medis The Lancet pada Kamis. Data menunjukkan bahwa mereka yang berusia di atas 70 tahun, yang berisiko penyakit serius dan kematian akibat Covid-19, dapat membangun imun yang kuat terhadap penyakit pandemi, menurut peneliti.
"Respons antibodi dan sel T yang kuat, yang terlihat pada orang yang lebih tua dalam riset kami membesarkan harapan," kata Maheshi Ramasamy, konsultan sekaligus peneliti di Grup Vaksin Oxford.
"Populasi yang berisiko tinggi penyakit serius Covid-19 mencakup orang dengan kondisi kesehatan yang sudah ada dan orang dewasa yang lebih tua. Kami berharap bahwa ini artinya vaksin kami membantu melindungi orang-orang yang paling rentan dalam masyarakat, namun penelitian lebih dalam perlu dilakukan sebelum kami dapat memastikan hal itu."
Tahap akhir (Fase III) sedang berlangsung untuk memastikan temuan tersebut sekaligus menguji apakah vaksin melindungi terhadap infeksi SARS-CoV-2 pada berbagai kalangan usia, termasuk orang dengan riwayat penyakit. Data efisiensi awal uji klinis Fase III "kemungkinan dalam beberapa pekan", menurut laporan The Lancet.
Calon vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca, yang disebut AZD1222 atau ChAdOx1 nCoV-19, menjadi salah satu pelopor dalam upaya global pengembangan vaksin virus corona atau SARS-CoV-2. Berbeda dengan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, di mana keduanya menggunakan teknologi baru yang dikenal sebagai mRNA (messenger RNA), vaksin eksperimental AstraZeneca merupakan vaksin vektor virus yang terbuat dari versi lemah virus flu yang ditemukan pada simpanse.
Menurut The Lancet, uji coba Tahap II melibatkan total 560 relawan, dengan 160 relawan berusia 18-55 tahun, 160 relawan berusia 56-69 tahun, dan 240 relawan di atas 70 tahun. Relawan mendapat dua dosis vaksin atau plasebo.
Tidak ada efek samping yang serius terkait vaksin AZD1222 yang dilaporkan. AstraZeneca menandatangani sejumlah kontrak manufaktur dan pemasokan dengan perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia saat pihaknya hampir melaporkan hasil uji klinis tahap akhir.