Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Miliarder filantropi Bill Gates memiliki prediksinya terkait masa depan kehidupan usai pandemi Covid-19 berakhir. Ramalan tersebut berisikan bagaimana cara orang-orang menjalani kehidupan hingga dalam berbisnis. Dilansir dari CNBC International di Jakarta, Jumat (20/11/2020) berikut ramalan Bill Gates:
1. WFH Jadi Permanen
Menurut pendiri Microsoft ini, bekerja dari rumah bisa menjadi permanen karena banyak bisnis yang tetap berjalan meski hanya bekerja dari rumah. Selain itu, bahkan beberapa perusahaan mungkin bakal lebih ekstrem dalam mengurangi pertemuan tatap muka.
Baca Juga: Distribusi Vaksin Ribet, Bill Gates Takut Tak Tepat Sasaran
Gates sendiri memiliki jadwal yang lebih sederhana sejak adanya pandemi ini, karena ia tidak harus bepergian untuk menyelesaikan urusan bisnis perusahaannya. Ia sudah melakukan 5 pertemuan virtual tahun ini dengan para eksekutif farmasi, yang padahal biasanya diadakan secara langsung.
Perusahaan Gates, Microsoft telah mengumumkan kebijakan work from home (WFH) alias bekerja dari rumah secara permanen untuk para karyawannya. Selain itu, mencegah rasa bosan, karyawan juga dapat memilih waktu bekerja kombinasi; separuh bekerja di kantor dan beberapa hari bekerja dari rumah.
Tak hanya Microsoft, perusahaan teknologi lainnya seperti Twitter, Facebook, Google dan lain-lain juga telah mengumumkan kebijakan serupa.
2. Perjalanan Bisnis Berkurang 50%
Menurut Bill Gates, pandemi bakal mengubah cara orang bepergian dan melakukan bisnis. Bahkan meski setelah pandemi berakhir.
"Prediksi saya 50% perjalanan bisnis dan lebih dari 30% jam kerja di kantor akan berkurang (pasca COVID-19)," ujar Gates dalam acara The New York Times Dealbook Conference baru-baru ini.
3. Kehidupan Normal Terjadi di 2022
Terakhir, Gates memprediksikan bahwa kehidupan normal baru akan terjadi pada tahun 2022. Pada tahun 2021, kehidupan baru akan mendekati normal terutama di negara-negara kaya. Hal ini juga berdasarkan ketersediaan vaksin.
"Eliminasi (virus Corona) di mana tidak ada lagi penularan, akan membutuhkan dua atau tiga tahun. Tapi di negara-negara kaya, jika pada bulan pertama tahun depan sudah ada vaksin dan cukup efektif dalam menghentikan penularan, maka pada akhir tahun (2021), kehidupan akan menjadi cukup dekat ke normal, itu adalah skenario terbaik," ujarnya.
Hingga kini, meski vaksin sudah ada yang berhasil, tetapi masih harus dipikirkan koordinasi distribusinya. Termasuk dengan kapasitas produksi yang harus menghasilkan kuantitas sangat besar untuk seluruh umat manusia di dunia.