REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Pelayanan kesehatan di tiga puskesmas di Kota Cirebon ditutup sementara. Hal itu menyusul adanya tenaga kesehatan (nakes) yang terkonfirmasi positif Covid-19 di puskesmas tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Edy Sugiarto, menyebutkan, ketiga puskesmas itu adalah Puskesmas Larangan, Kesambi dan Pesisir. Penutupan itu dilakukan sambil menunggu keluarnya hasil pemeriksaan swab terhadap para pegawai di ketiga puskesmas tersebut.
Jika hasil pemeriksaan swab terhadap para pegawai dinyatakan negatif, maka ketiga puskesmas itu akan kembali beroperasi. Namun jika hasilnya banyak pegawai yang positif Covid-19, maka akan dilakukan lockdown selama 14 hari.
‘’Kuncinya adalah kecepatan PCR. (Hasil) PCR ini ngantri banget,’’ kata Edy, Jumat (20/11).
Edy mencontohkan, hasil PCR di RS Pelabuhan Cirebon saat ini antreannya 700 sampel. Untuk yang menjalani tes swab pada 13-14 November 2020 di RS Pelabuhan, hingga hari ini hasilnya pun belum keluar.
Namun, Edy mengaku bersyukur saat ini RS Ciremai menyatakan bisa menerima tes PCR. Adapun kapasitasnya, mencapai 120 sampel per hari. Dengan demikian, pemeriksaan swab kini tak hanya di RSD Gunung Jati dan RS Pelabuhan saja, tapi kini juga bisa di RS Ciremai.
Dengan cepatnya hasil tes usap, maka warga bisa dengan cepat terdeteksi apakah mereka terpapar atau tidak. Hal itu juga bisa mempercepat kepulangan pasien yang tengah melakukan isolasi mandiri di dua hotel dan satu gedung BKKBN yang ada di Kota Cirebon.
Edy menyatakan, dua hotel yang menjadi tempat isolasi mandiri yang disediakan Pemkot Cirebon, yakni Hotel Langensari dan Hotel Ono’s, saat ini kapasitasnya sudah penuh. Sedangkan, gedung BKKBN Kota Cirebon, tersisa enam tempat tidur lagi.
‘’Hotel Langensari dan Ono’s sudah full. Bahkan, sudah ada 68 orang yang masuk waiting list untuk menjalani isolasi mandiri (di hotel),’’ kata Edy.
Edy mengakui, saat ini penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon cukup memprihatinkan. Hari ini bahkan terdapat penambahan 38 kasus baru. Untuk menghadapi kondisi tersebut, dibutuhkan kewaspadaan level tinggi.
‘’Tenaga medis harus diprotek setinggi-tingginya dan harus melayani dengan penuh kehati-hatian. Dan untuk masyarakatnya, wajib 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak), tidak boleh kendor,’’ kata Edy.