Selasa 24 Nov 2020 13:27 WIB

Pandemi Momentum Tepat Rombak Direksi BUMN

Bahaya jika direksi BUMN tak peka krisis dan masih berpikir business as usual.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (ilustrasi). Langkah Menteri BUMN Erich Thohir merobak direksi BUMN di tengah  masa pandemi dinilai langkah tepat.
Foto: ANTARA /Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (ilustrasi). Langkah Menteri BUMN Erich Thohir merobak direksi BUMN di tengah masa pandemi dinilai langkah tepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Menteri BUMN Erick Thohir merombak sejumlah direksi dan komisaris BUMN di tengah pandemi, dinilai tepat. Sebab pada masa pandemi, terobosan para pemimpin perusahaan pelat merah bisa jadi aspek penilaian ulang oleh Menteri BUMN.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra PG Talattov mengatakan, di masa normal, perombakan direksi merupakan rutinitas Kementerian BUMN untuk mengevaluasi kinerja para pimpinan. Sementara di masa pandemi saat ini, Erick Thohir perlu menilai ulang kinerja direksi yang sudah melakukan langkah antisipatif dan terobosan untuk menjaga kinerja perusahaan. 

Baca Juga

"Momentumnya pas untuk melihat kalau memang ada direksi yang tidak punya sense of crisis dan kerjanya business as usual, itu berbahaya. Salah satu pertimbangan utama merombak direksi BUMN perlu dilihat dari sisi sensitivitas direksi melihat kondisi perusahaan saat ini," ujar Abra saat dihubungi Republika di Jakarta, kemarin.

Abra menilai, direksi yang peka terhadap kondisi krisis sangat dibutuhkan dalam membantu pemerintah memulihkan dampak pandemi. Pemerintah memiliki harapan besar terhadap BUMN untuk menjadi penggerak pemulihan ekonomi. Selain memiliki permodalan yang kuat, BUMN juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah melalui dana talangan hingga penyertaan modal negara (PMN).

BUMN juga relatif punya daya tahan tinggi, mereka tetap memiliki kans mendapatkan proyek besar walau di tengah resesi. "Kalau BUMN tidak bisa dipacu bekerja lebih keras, momentum pemulihan ekonomi tidak bisa didapat, itu yang berbahaya," ucap Abra. 

Di sisi lain, lanjut Abra, pemerintah juga mengandalkan kontribusi BUMN melalui penerimaan pajak. Sebab sektor swasta yang sedang lesu akibat pandemi. "Sumber utama penerimaan negara yang diandalkan negara ya dari BUMN," ujar dia.

Terlebih, realisasi penerimaan pajak sampai Oktober baru 69 persen. Sehingga, target pemulihan ekonomi nasional sedikit banyak tergantung kinerja BUMN.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement