Pekerja menunjukan menu makanan dengan huruf braille di Warteg Beken, Pondok Gede, Bekasi, Selasa (24/11). Warteg tersebut menyediakan fasilitas berupa menu makanan dengan huruf Braille hal ini untuk memudahkan penyandang tunanetra ketika memesan makanan secara spesifik. (FOTO : Prayogi/Republika)
Pekerja melayani pembeli di Warteg Beken, Pondok Gede, Bekasi, Selasa (24/11). Warteg tersebut menyediakan daftar menu huruf braille untuk mempermudah konsumen penyandang tuna netra memilih menu. (FOTO : Prayogi/Republika)
Seorang tunanetra mencoba memesan makanan menggunakan menu makanan huruf Braille di Warteg Beken, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/11). Di sekitara lokasi warteg ini tidak terdapat asrama atau lembaga pendidikan yang terkait dengan penyandang tuna netra. (FOTO : Prayogi/Republika)
Pekerja melayani pembeli di Warteg Beken, Pondok Gede, Bekasi, Selasa (24/11). Keberadaan daftar menu di warteg tergolong langka. Apatah lagi daftar menu yang ditulis menggunakan hiuruf braille. (FOTO : Prayogi/Republika)
Seorang tunanetra mencoba memesan makanan menggunakan menu makanan huruf Braille di Warteg Beken, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/11). Warteg tersebut menyediakan fasilitas berupa menu makanan dengan huruf Braille hal ini untuk memudahkan penyandang tunanetra ketika memesan makanan secara spesifik. (FOTO : Prayogi/Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Keberadaan daftar menu di sebuah warung nasi Tegal (warteg) tergolong langka. Biasanya pelanggan warung nasi ini langsung menunjuk menu yang ada di lemari kaca.
Di Bekasi terdapat warteg yang menyediakan daftar menu yang berbeda dengan warteg lainnya. Warteg Beken di Pondok Gede, Bekasi, menyediakan daftar menu makanan dengan huruf Braille.
Hal ini untuk memudahkan penyandang tunanetra ketika memesan makanan secara spesifik. Ide ini muncul ketika konsumen dari kalangan difabel tuna netra kesulitan menentukan pilihan karena tidak ada daftar menu yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
sumber : Republika
Advertisement