Selasa 24 Nov 2020 18:55 WIB

YABB dan NU Care-Lazisnu Salurkan 1.538 Paket Sembako

Bantuan tersebut disalurkan di empat provinsi.

Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) bekerja sama dengan NU Care-LAZISNU dalam penyaluran 1.538 paket sembako untuk para pekerja informal, guru ngaji, dan santri terdampak Covid-19.
Foto: Istimewa
Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) bekerja sama dengan NU Care-LAZISNU dalam penyaluran 1.538 paket sembako untuk para pekerja informal, guru ngaji, dan santri terdampak Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) bekerja sama dengan NU Care-LAZISNU dalam penyaluran 1.538 paket sembako untuk para pekerja informal, guru ngaji, dan santri terdampak Covid-19.

Bantuan tersebut disalurkan di 4 (empat) provinsi antara lain Bali, NTB, DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Manajer Program NU Care-LAZISNU, Anik Rifqoh, mengatakan bahwa penyaluran bantuan tersebut merupakan penyaluran tahap kedua dari NU Care dan YABB.

“Bantuan sebelumnya sudah tersalurkan, di wilayah Jatim, Jabar dan DKI Jakarta, juga Jateng yang waktu itu masuk kategori zona merah penyebaran wabah Covid-19,” ungkap Anik, dalam keterangan persnya, Selasa (24/11).

Pertengahan November ini, kata Anik, bantuan sembako disalurkan di Provinsi Bali.

“Tanggal 14 November kemarin, sebanyak 500 paket disalurkan di Kabupaten Badung, Gianyar, Denpasar dan kabupaten lainnya di Provinsi Bali,” imbuhnya.

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bali, Abdul Azis, menyampaikan Provinsi Bali merupakan wilayah terdampak yang cukup parah dari pandemi.

“Pasalnya masyarakat yang biasanya mengandalkan wisata sebagai penghasilan utama, kini aktivitas dan penghasilannya berkurang, karena sepinya wisatawan. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada NU Care-LAZISNU dan YABB yang telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat di Bali,” ujar Azis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement