Selasa 24 Nov 2020 19:58 WIB

Vaksin AstraZeneca Diperkirakan Harganya Rp 42 Ribu

AstraZeneca yakin vaksinnya cocok untuk diadopsi negara berpenghasilan rendah.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford diperkirakan bisa diperoleh seharga tiga dolar AS, sekitar Rp 42 ribu.
Foto: EPA
Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford diperkirakan bisa diperoleh seharga tiga dolar AS, sekitar Rp 42 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Univeristy of Oxford dan AstraZeneca akan tersedia dengan harga dasar untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Jika dirupiahkan, satu dosis vaksin diperkirakan seharga Rp 42 ribu.

Rincian pengaturan untuk memasok negara-negara yang lebih miskin muncul sesaat setelah AstraZeneca mengungkapkan hasil sementara dari uji coba Fase 3 vaksin Covid-19 eksperimentalnya menunjukkan efektivitas 90 persen. AstraZeneca percaya diri bahwa uji coba itu sebagai yang pertama memenuhi persyaratan bagi negara berkembang.

Baca Juga

Berbeda dengan dua vaksin yang diproduksi oleh Moderna dan Pfizer-BioNTech yang membutuhkan penyimpanan sangat amat dingin, vaksin AstraZeneca dapat disimpan dalam lemari es konvensional. Itu artinya, kulkas biasa dapat digunakan menyimpan vaksin itu dengan masa simpan hingga enam bulan.

Selain itu, tidak seperti vaksin Pfizer-BioNTech, vaksin eksperimental AstraZeneca sudah menjadi bagian dari Covax. Covax merupakan inisiatif global yang bertekad mendistribusikan sekitar dua miliar dosis vaksin ke-92 negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan harga maksimum tiga dolar AS atau Rp 42 ribu per dosis.

"Elemen kunci kemitraan Oxford dengan AstraZeneca adalah komitmen bersama menyediakan vaksin secara nirlaba selama pandemi di seluruh dunia, dan selamanya ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," tulis keterangan resmi AstraZeneca, dilansir The Guardian pada Selasa (24/11).

AstraZeneca mengumumkan akan menyediakan 1,3 miliar dosis vaksin di musim panas mendatang. Tujuannya untuk memastikan bahwa vaksin apa pun tidak ditimbun oleh negara-negara terkaya di dunia.

Keberhasilan vaksin terbaru adalah kabar baik. Tetapi harga tinggi vaksin dapat membatasi akses perolehannya bagi semua orang, sehingga AstraZeneca memilih meluncurkan vaksin dengan harga lebih terjangkau.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement