Sabtu 28 Nov 2020 16:28 WIB

Saraswati Sebut Perusahaannya tak Ekspor Benur 

Kasus suap yang menimpa menteri KKP tidak ada kaitannya dengan perusahaannya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Rahayu Saraswati.
Foto: Republika
Rahayu Saraswati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Calon wakil Wali Kota Tangerang Selatan nomor urut 1 Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menegaskan, perusahaannya yaitu PT Bima Sakti Mutiara tak mengeskpor benih lobster atau benur. Hal ini disampaikan untuk membantah keterkaitannya dengan kasus korupsi yang menimpa Edhy Prabowo.

"Saya bisa pastikan sampai saat ini perusahaan tersebut belum melakukan ekspor benur sama sekali. Justru yang baru kami lakukan beberapa minggu lalu adalah pelepasliaran atau restocking lobster ke alam," ujar Saraswati lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (28/11).

Fokus PT Bima Sakti Mutiara, kata Saraswati, adalah pembudidayaan agar Indonesia bisa menjadi superpower di aquaculture. Terutama di bidang lobster.

Bagian ekspornya hanyalah bagian dari sustainable business model. Karena hal tersebut, kata Saraswati, tidak akan membuat lobster punah.

"Sehingga, jumlah lobster bisa dipertahankan, bahkan diperbanyak jika kita berhasil dalam pembudidayaan dan pengembang biakan," ujar Saraswati.

Ia menepis adanya korupsi, kolusi, dan nepotisme di perusahaan keluarganya yakni PT Bima Sakti Mutiara. Menurutnya, perusahaan tersebut telah mengikuti mekanisme dan prosedur yang ada dalam mendapatkan izin budi daya lobster.

Di samping itu, Saraswati mengatakan, bahwa dirinya tak lagi aktif di PT Bima Sakti Mutiara. Sejak ia mencalonkan diri sebagai wakil wali kota Tangerang Selatan.

Ia juga menegaskan, perusahaannya tak berkaitan dengan kasus Edhy. "Kasus yang menimpa Menteri KP adalah soal suap yang dilakukan oleh satu PT kepadanya dan beberapa orang secara pribadi. Apa hubungannya dengan perusahaan kami?" tandas Saraswati.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement