REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Israel membunuh ilmuwan nuklir terkemuka negaranya Mohsen Fakhrizadeh pada Jumat (27/11). Korban juga diyakini oleh Dunia Barat sebagai arsitek program nuklir militer rahasia Teheran.
Para tokoh ulama dan militer Iran juga mengancam akan membalas dendam atas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh. Hal ini dapat meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.
"Rakyat kami lebih bijaksana daripada jatuh ke dalam perangkap rezim Zionis (Israel). Iran pasti akan menanggapi kemartiran ilmuwan kami pada waktu yang tepat. Sekali lagi, tangan jahat dari arogansi global dan tentara bayaran Zionis (Israel) ternoda dengan darah seorang putra Iran," kata Rouhani dalam sebuah pernyataan, Sabtu (27/11).
Dia juga menambahkan bahwa kematian Fakhrizadeh tidak akan memperlambat kerja nuklir Iran. Sementara Israel hingga kini menolak berkomentar tentang tudingan pembunuhan itu. Sementara Gedung Putih, Pentagon, Departemen Luar Negeri AS dan CIA menolak berkomentar, begitu pula tim transisi Biden.