Senin 30 Nov 2020 17:12 WIB

Data Satgas Penanganan Covid-19 Kagetkan Pemprov Jateng

Ada perbedaan data antara Dinkes Jateng dan Satgas Penanganan Covid-19.

Rep: Bowo Pribadi, Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Petugas medis melakukan tes usap kepada wartawan di Puskesmas Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (27/11). Lonjakan kasus Covid-19 di Jateng belakangan disorot pemerintah pusat. (ilustrasi)
Foto: ANIS EFIZUDIN/ANTARA
Petugas medis melakukan tes usap kepada wartawan di Puskesmas Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (27/11). Lonjakan kasus Covid-19 di Jateng belakangan disorot pemerintah pusat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Berdasarkan Satgas Penanganan Covid-19 per 29 November 2020, Jawa Tengah (Jateng) menempati peringkat pertama dalam penambahan kasus harian nasional dengan jumlah mencapai 2.036 orang. Dinas Kesehatan Jateng mengakui data yang dirilis pemerintah pusat mengagetkan pihaknya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menilai, ada kekeliruan dalam rilis Satgas Covid-19 tentang penambahan kasus positif di Jateng. Pada Ahad (29/11), Satgas Covid-19 menyebut Jawa Tengah menjadi provinsi tertinggi penambahan kasus aktif dengan angka mencapai 2.036 kasus, sementara di hari yang sama, jumlah penambahan kasus Covid-19 di Jawa Tengah hanya 844.

Baca Juga

Menurutnya, rilis satgas Covid-19 tersebut mengagetkan tim Satgas Covid-19 Jateng. Karena dalam rilis tersebut disebutkan Jateng menjadi provinsi penyumbang terbesar kasus harian tertinggi di Indonesia.

Angka tersebut berbeda jauh dengan data Satgas Covid-19 Jawa Tengah yang pada tanggal 29 November 2020, penambahan kasus baru Covid-19 hanya sebanyak 844. Setelah ditelusuri, ternyata data yang dirilis oleh Satgas Covid-19 pusat, sebanyak 2.036, tersebut adalah akibat dobel data.