Selasa 01 Dec 2020 10:23 WIB

Covid-19, Sistem Kekebalan Mukosa Penting Diteliti

Saluran pernapasan atas merupakan titik awal infeksi virus penyebab Covid-19.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin yang diberikan melalui semprotan hidung. Vaksin serupa tengah dikembangkan untuk Covid-19.
Foto: EPA
Vaksin yang diberikan melalui semprotan hidung. Vaksin serupa tengah dikembangkan untuk Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Peneliti di Universitas Buffalo berpendapat lebih banyak penelitian Covid-19 harus dikhususkan untuk kekebalan yang muncul pada SARS-CoV-2 di selaput lendir hidung dan mulut. Makalah tersebut belum lama ini diterbitkan di Frontiers in Immunology.

Penelitian itu memperhatikan sistem kekebalan mukosa adalah komponen terbesar sistem imunitas. Para peneliti menyatakan keprihatinan bahwa hal itu belum menjadi fokus banyak penelitian tentang Covid-19 hingga saat ini.

Baca Juga

"Kami pikir mengabaikan respons imun mukosa terhadap SARS-CoV-2 adalah kelalaian yang serius, mengingat lokasi awal infeksi," kata Michael W. Russell selaku profesor Departemen Mikrobiologi dan Imunologi Universitas Buffalo dilansir dari Times Now News pada Selasa (1/12).

"Jelas respons dari antibodi imunoglobulin G sistemik (antibodi yang paling banyak beredar) adalah penting, kami tidak menyangkal hal itu - tetapi dengan sendirinya itu tidak mencukupi," tambah Russell.

Russell mencatat, secara alami, fokus awal penelitian Covid-19 adalah pada kasus penyakit parah ketika virus turun ke saluran pernapasan bagian bawah, terutama paru-paru, di mana respons imun seluler memperburuk peradangan daripada melawan infeksi. Tetapi karena saluran pernapasan bagian atas, termasuk hidung, amandel, dan kelenjar gondok adalah titik awal infeksi virus SARS-CoV-2, respons imun yang dipicu menjadi perhatian khusus.

Selain itu, tingginya tingkat penularan Covid-19 tanpa gejala adalah alasan lain mengapa kekebalan mukosa sangat penting. ,Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat belum lama ini menyebut angka pasien Covid-19 asimptomatik lebih dari 50 persen.

"Mengingat banyak orang yang terinfeksi tetap asimptomatik, dan sejumlah besar dari mereka yang mengalami gejala hanya menderita penyakit ringan hingga sedang, ini menunjukkan sesuatu," ujar Russell.

Makalah ini merekomendasikan studi lanjutan diperlukan untuk menentukan sifat respons antibodi imunoglobulin A (SIgA) sekretori mukosa selama infeksi, termasuk infeksi tanpa gejala atau pra-gejala, dan kasus penyakit Covid-19 ringan dan sedang. Kemudian Russell menunjukkan respons imun mukosa dapat bervariasi tergantung kelompok umur dan populasi yang berbeda.

Fokus pada imunitas mukosa juga memungkinkan mengembangkan jenis vaksin, seperti vaksin hidung, yang lebih mudah disimpan, diangkut, dan diberikan. Beberapa vaksin semacam itu tengah dikembangkan untuk Covid-19. Russell menambahkan bahwa vaksin ini mungkin tidak memiliki persyaratan suhu khusus dan mungkin lebih cocok untuk sebagian besar populasi, terutama anak-anak karena tidak memerlukan suntikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement