REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Komentator sepak bola Gary Neville mempertanyakan keluhan pelatih Liverpool Juergen Klopp tentang kelelahan akibat jadwal padat serta waktu kick-off. Menurut Neville, Klopp hanya menerapkan taktik psikologis, sama seperti yang dilakukan oleh Sir Alex Ferguson selama melatih Manchester United (MU).
Klopp terlibat perdebatan dengan BT Sport setelah timnya bermain imbang 1-1 melawan Brighton dalam lanjutan Liga Primer Inggris pada Sabtu (28/11) siang lalu. Itu membuat James Milnner mengalami cedera. Dan Klopp telah berungkali berbicara tentang jadwal padat serta waktu kick-off yang tak bersahabat karena terlalu siang.
Bagi Neville, komentar Klopp tersebut cara dia sedikit mengambil keuntungan ekstra atas pesaingnya. Neville justru membaca Klopp tidak berpikir tentang apa yang selalu disuarakan tersebut.
"Pandangan saya adalah ketika Anda menjadi pelatih yang menang, dan di sinilah Sir Alex Ferguson harus dan mengapa mereka menyebutnya whinging selama bertahun-tahun, pelatih terbaik yang hanya ingin memenangkan kompetisi,” ujar Neville dilansir dari Skysports, Selasa (1/12).
Neville menilai, Klopp mencoba memasukkan aspek psikologis kepada pikiran orang lain dan itu pernah dilakukan oleh Ferguson selama 16 tahun. Klopp menjadi pelatih terbaik dalam beberapa tahun terakhir dan terhubung dengan banyak penggemar. Tetapi pada wawancara usai pertandingan melawan Brighton, itu jarang dilakukan.
Apa yang dibicarakan dalam wawancara tersebut tak ada bukti di lapangan. Neville mengeklaim mengenal cara yang dilakukan Klopp karena sudah pernah menjalaninya bersama Ferguson.
"Setiap musim dia menginginkan keuntungan itu. Dia menginginkan kemampuan untuk lebih pulih, bermain di waktu yang berbeda, jadi itu cocok untuk Manchester United, dan itulah yang diinginkan Klopp sekarang,” ujar Neville menegaskan.
Komentar Klopp, lanjut Neville, bertolak belakang dengan performa luar biasa the Reds dalam tiga tahun terakhir. Hanya saja musim ini memang sedikit melemah. Menurutnya, ada beberapa faktor di antaranya Covid-19 dan sejumlah pemain penting yang cedera dalam jangka waktu lama.