REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal World Zakat Forum (WZF) Mohammad Ayub Miah menyadari krisis akibat pandemi Covid-19 berdampak serius pada kondisi perekonomian banyak negara. Beberapa negara pun, menurutnya, mungkin kesulitan menghadapinya.
"Dampak finansial dari pandemi akan memperdalam krisis yang serius dalam perekonomian banyak negara selama beberapa waktu ke depan. Beberapa negara mungkin menghadapi kesulitan yang lebih berat," kata dia dalam agenda konferensi WZF 2020 yang digelar secara daring, Selasa (1/12).
Negara-negara yang berat menghadapi kesulitan tersebut, lanjut Ayub Miah, termasuk di antaranya negara yang menanggung beban para pengungsi. Misalnya pengungsi Rohingya di Bangladesh, dan pengungsi Suriah yang ada di beberapa negara.
"Situasi ini juga bisa memengaruhi pembayar zakat sehingga upaya mobilisasi dan penghimpunan zakat dan sedekah oleh lembaga zakat bisa terganggu," tuturnya.
Karena itu, Ayub Miah mengatakan, organisasi anggota WZF harus lebih proaktif dalam mengembangkan berbagai cara penghimpunan sumber daya zakat dan sedekah. Salah satu solusi yang dapat dilakukan ialah dengan mengeksplorasi penggunaan teknologi.
"Selain itu pendataan mustahik yang terorganisasi dengan baik juga akan sangat membantu dalam pengiriman barang dan jasa," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Ayub Miah juga mengucapkan terima kasih kepada Sekjen WZF Bambang Sudibyo, Sekretaris Eksekutif WZF Dr Irfan Syeed Beik dan pejabat sekretariat WZF, atas kontribusinya yang berharga selama beberapa tahun terakhir. Termasuk juga atas upaya menjaga agar roda WZF terus bergerak dalam situasi pandemi.
"Saya berharap, di bawah kepemimpinan Sekjen WZF yang baru (Ketua Baznas RI Bambang Sudibyo), dan peran aktif organisasi anggota WZF, kita dapat menciptakan momentum gerakan kebangkitan zakat di seluruh umat," ucapnya.