Kamis 03 Dec 2020 05:13 WIB

Tips Menanggapi Islamofobia dengan Tepat (1)

Islamofobia mengakibatkan trauma psikologis dan masalah kesehatan mental.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Tips Menanggapi Islamofobia dengan Tepat (1). Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_93
Tips Menanggapi Islamofobia dengan Tepat (1). Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan apa yang telah dibahas terakhir kali tentang penerimaan perbedaan sebagai sarana untuk meningkatkan dialog dan mengatasi batas-batas dalam integrasi. 

Artikel yang ditulis Hannah Morris dan dipublikasikan laman About Islam pada Maret 2019 akan secara khusus membahas penanganan langsung Islamofobia dan strategi yang dapat kita gunakan untuk mengatasinya.

Baca Juga

Diskriminasi yaitu Islamofobia dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, baik secara terang-terangan berupa kekerasan fisik dan verbal, maupun secara terselubung, melalui mikro-agresi seperti diskriminasi pekerjaan. Jenis mana pun dapat mengakibatkan trauma psikologis dan masalah kesehatan mental berikutnya bagi para korban.

Kita kemudian ditempatkan pada posisi di mana kita merasa perlu untuk mempertahankan identitas kita, dan melawan citra negatif Islam yang berlebihan dalam menampilkan diri kita sebagai manusia yang paling teladan. Sementara, sebagai Muslim, kita diharapkan untuk selalu berperilaku baik. Kita hampir dipaksa untuk melakukan ini ke tingkat yang tidak wajar secara manusiawi untuk membela diri kita sendiri atas sesuatu yang tidak kita lakukan. 

Seluruh topik Islamofobia diisi dengan perdebatan dari semua sudut. Terutama dalam hal bagaimana kita harus menanggapinya baik pada tingkat individu maupun kolektif.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menghadapi Islamofobia secara langsung sebagai orang dewasa serta bagaimana mendukung anak-anak dalam menghadapinya.

Pertahankan hubungan yang kuat

Islamofobia bisa menjadi pengalaman yang tidak valid, bahkan bagi mereka yang bukan korban langsungnya. Jadi penting untuk menjaga hubungan yang kuat dengan akar Islam kita dengan membaca sejarah Nabi Muhammad dan mempelajari sejarah Islam.

Ini adalah latihan yang bisa dilakukan bersama anak-anak sebagai keluarga, menumbuhkan kepercayaan dan kebanggaan pada agama. Selain itu, dengan pengetahuan kemudian muncul kepercayaan, terutama ketika orang lain mempertanyakan keyakinan.

Ingat nenek moyang kita

Para pendahulu Muslim menghadapi penindasan yang lebih besar dari yang kita hadapi saat ini, namun mereka tetap teguh dan menang atas penindas yang bahkan menyebabkan banyak orang masuk Islam. Cara mereka menanggapi penindas dapat memberi kita wawasan yang luar biasa tentang cara melakukannya juga.

Bersambung...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement