REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Desa Karanglangu adalah salah satu desa di Kabupaten Grobogan yang menjadi langganan kekeringan di musim kemarau. Pemerintah sudah berusaha untuk membantu dengan mendatangkan tangki air bersih, namun hal tersebut dirasa belum bisa menyelesaikan masalah kekeringan di desa ini.
Melihat hal tersebut, Rumah Zakat mencoba menghadirkan solusi kepada masyarakat dengan membangun Rain Harvest di Musholla An-Ni'mah, Desa Karanglangu. Prinsip kerja dari rain harvest ini adalah memanfaatkan dan menampung air hujan sebanyak-banyaknya dan disimpan sebaga persediaan dikala musim kemarau melanda. Dan di musim hujan kali ini adalah waktu yang sangat tepat untuk menerapkan program rain harvest ini, dimana dengan curah hujan yang cukup tinggi memungkinkan warga untuk menyimpan air hujan secara maksimal.
Air hujan adalah air murni yang sangat bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dikala musim kemarau akan datang. Prinsipnya air hujan akan saring dengan saringan sederhana yang telah dimodifikasi lalu ditampung sebanyak-banyaknya di tangki air yang telah kami sedikan.
Penyaringan ini selain bisa memisahkan air hujan dari kotoran-kotoran yang mungkin terbawa, juga agar memungkinkan air hujan yang ditampung tidak akan menimbulkan bau ketika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Setelah itu ketika musim kemarau tiba, masyarakat bisa mengambil air dari tangki tersebut.
"Dengan cara kerja yang sederhana dan bahan-bahan penyaring yang mudah didapat juga akan memungkinkan masyarakat untuk memodifikasi cara kerja rain harvast ini untuk bisa diterapkan di rumah warga masing-masing," tutur Nurmansyah, penanggung jawab program Rain Harvest dari Rumah Zakat.
Masyarakat dan pemerintah Desa Karanglangu sangat antusias dengan adanya program Rain Harvest yang dipelopori oleh Rumah Zakat. Antusiasme warga ditunjukkan lewat gotong royong selama program ini berlangsung. Mereka berharap program baru yang dipelopori Rumah Zakat ini menjadi jalan keluar bagi masyarakat ketika musim kemarau tiba.
"Alhamdulillah, Rumah Zakat mengadakan program Rain Harvest ini. Program menampung dan menyimpan air hujan sebagai persediaan musim kemarau, yang mungkin tidak kita fikirkan sebelumnya. Semoga program ini menjadi solusi bagi kami dalam menghadapi musim kemarau yang akan datang," tutur Muhammad Su'ud, ketua RW II Desa Karanglangu.
Selain memberikan perangkat pemanen air hujan berupa bantuan tampungan air 4.000 liter dan perangkat penyaring air hujan, Rumah Zakat juga memberikan dua alat elektrolisa kepada masyarakat Karanglangu. Alat elektrolisa ini adalah alat untuk memecah sifat asam dan basa yang ada dalam air hujan. Dimana air basa dari air hujan yang dihasilkan dari proses elektrolisa ini bisa langsung dikonsumsi walaupun tanpa melalui proses pemasangan/dimasak terlebih dahulu.
Selain itu alat yang dibuat sedemikian rupa ini akan mampu memisahkan air hujan yang bersifat asam, yang dapat dimanfaatkan untuk antiseptik, nano spray dan banyak manfaat lainnya. Dengan adanya dua perangkat pemanen air hujan yang telah diresmikan pada 1 Desember 2020 ini menjadi paket lengkap untuk masyarakat yang diberikan oleh Rumah Zakat, agar masyarakat mampu bertahan di kala musim kemarau melanda.