Sabtu 05 Dec 2020 06:38 WIB

‘Berburu’ Tenang di Desa Sukatenang

Usai belajar, para siswa memboyong kambing domba untuk diberi makan rumput dan daun.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Bilal Ramadhan
Sekolah Alam Prasasti, Kampung Piket Indah, Desa Sukatenang, Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Foto: Uji Sukma Medianti
Sekolah Alam Prasasti, Kampung Piket Indah, Desa Sukatenang, Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, Omsa Nurjanah (38 tahun) melepas anak kelimanya yang baru berusia sembilan bulan di teras sekolah alam. Tak seperti ibu-ibu pada umumnya, ia justru santai ketika anaknya yang masih belum mampu untuk berdiri dan jalan kali itu jatuh ke tanah.

"Biar kuat," tutur Omsa saat ditemui Republika di Sekolah Alam Prasasti, Kampung Piket Indah, Desa Sukatenang, Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Anak terakhir Omsa merupakan laki-laki. Warna kulitnya putih langsat sama seperti tiga kakak perempuan dan satu kakak lelakinya. Jarak umur anak-anak Omsa dan suaminya memang tak jauh. Maklum, ia tidak mengikuti program Keluarga Berencana (KB).

Omsa hijrah ke Desa Sukatenang sejak lima bulan lalu. Kebetulan, sang suami adalah teman organisasi pemilik Sekolah Alam Prasasti saat masa mengenyam bangku kuliah dulu. Keputusan Omsa dan suami untuk memboyong lima anaknya ke sebuah desa yang sepi di Kabupaten Bekasi itu bukan tanpa alasan. Ia punya cita-cita menjadikan anaknya sebagai penghafal (tahfidz) Alquran.