Jumat 04 Dec 2020 17:00 WIB

Guru MAN 22 yang Pertama Positif Covid tak Ikut ke Yogya

Kepala Sekolah MAN 22 tak tahu di mana puluhan guru terpapar Covid-19.

Petugas PPSU Kelurahan Palmerah menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri 22 Jakarta, Palmerah, Jakarta, Jumat (4/12). Penyemprotan tersebut dilakukan akibat sebanyak 21 guru dan 9 staf Tata Usaha (TU) di MAN 22 Jakarta terkonfirmasi positif Covid-19 usai melakukan perjalanan ke Yogyakarta. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas PPSU Kelurahan Palmerah menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri 22 Jakarta, Palmerah, Jakarta, Jumat (4/12). Penyemprotan tersebut dilakukan akibat sebanyak 21 guru dan 9 staf Tata Usaha (TU) di MAN 22 Jakarta terkonfirmasi positif Covid-19 usai melakukan perjalanan ke Yogyakarta. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 22 Jakarta Barat yang pertama dikonfirmasi positif Covid-19 tak mengikuti kegiatan pelepasan kepala sekolah lama ke Yogyakarta pada 20-23 November 2020. Kepala Sekolah MAN 22 Jakarta Barat Usman Ali menyebut, guru tersebut merasa tidak tidak enak badan sebelum keberangkatan perjalanan tersebut.

"Justru dia merasa sakit, makanya tidak ikut ke Yogya, jadi bukan karena tanggal 25 November. Tanggal 27 November hasil tes usap antigen reaktif, lanjut ke tes usap PCR," ujar Usman dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (4/12).

Baca Juga

Usman mengaku tidak mengetahui persis apakah penularan Covid-19 itu berlangsung sebelum perjalanan ke Yogyakarta, maupun sesudahnya. Sehingga untuk langkah pencegahan, sekolah tersebut telah tutup dan tidak ada kegiatan sejak Senin (30/11).

Selama penutupan sekolah, semua guru dan karyawan bekerja dari rumah untuk mengajar dan mempersiapkan ujian akhir semester (UAS) untuk para murid. Seluruh sudut sekolah tersebut mulai Kamis (3/12) hingga tiga hari ke depan disemprot cairan disinfektan untuk memutus rantai penyebaran virus.

Usman menegaskan, jumlah guru dan karyawan yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 30 orang, bukan 33 orang. Hal itu disebabkan kesalahan pendataan, karena terdapat dua orang yang memiliki nama yang sama.

"Sementara sekolah tutup total (lockdown) sampai hasil tes usap semuanya ketahuan," ujar dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement