REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Selatan mengonfirmasi 583 infeksi baru virus corona pada Sabtu (5/12). Angka itu turun dari 629 infeksi sehari sebelumnya dan menjadi angka tertinggi sejak gelombang pertama memuncak pada Februari hingga awal Maret.
Sebagian besar infeksi dilaporkan di Ibu Kota Seoul dan daerah sekitarnya, tempat separuh lebih dari 52 juta orang di negara tersebut tinggal. Seoul melaporkan 235 infeksi baru Covid-19.
Lonjakan infeksi mendorong Seoul untuk mengumumkan jam malam, yang belum pernah terjadi sebelumnya, mulai Sabtu. Seoul menutup sebagian besar tempat dan toko pukul 21.00 waktu setempat. Operasi transportasi umum juga akan dikurangi hingga 30 persen pada malam hari.
Pembatasan yang lebih ketat akan menjadi pukulan bagi ekonomi terbesar keempat Asia tersebut, yang melaporkan tingkat pengangguran 4,2 persen pada Oktober, tertinggi sejak Juli.
Jumlah pasien Covid-19 dengan kondisi serius atau parah bertambah lima orang menjadi 121. Demikian dilaporkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan (KCDA).
Otoritas kesehatan pada Jumat (4/12) mengatakan, hanya terdapat 59 tempat tidur yang akan tersedia untuk kasus serius atau parah dan kemungkinan akan terisi penuh kurang dari dua pekan. Hingga kini, Korsel mencatat 36.915 kasus Covid-19 dan 540 kematian, menurut KDCA.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun pada Jumat mengatakan situasi genting dan pemerintah akan memutuskan nasib pembatasan Covid-19 pada Ahad (6/12) apakah akan memperketat pembatasan termasuk menutup bar karaoke dan membatasi pertemuan keagamaan hingga 20 orang.