Ahad 06 Dec 2020 16:50 WIB

Balasan yang akan Didapat Koruptor Kelak di Hari Kiamat

Rasulullah SAW mengingatkan azab yang akan diterima koruptor kelak

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW mengingatkan azab yang akan diterima koruptor kelak Sejumlah aktivis berkampanye antikorupsi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Rasulullah SAW mengingatkan azab yang akan diterima koruptor kelak Sejumlah aktivis berkampanye antikorupsi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Korupsi merupakan perbuatan yang sangat dilaknat Allah SWT. Pelakunya pun akan mendapatkan hukuman yang berat di Hari Kiamat kelak. Banyak hadits yang melarang umat Islam untuk berbuat korupsi, serta menjelaskan nasib para koruptor di hari pembalasan.

Di antaranya hadits yang bersumber dari Abdullah bin Abbas, bahwasanya Nabi SAW dalam riwayat Ubadah bin as-Shamit RA bersabda: 

Baca Juga

أَدُّوا الخَيْطَ و المِخْيَطَ ، فما فَوْقَ ذلكَ ، فما دُونَ ذلكَ ، فإنَّ الغُلولَ عَارٌ على أهلِهِ يومَ القيامةِ

“Tunjukkanlah jarum jahit dan barang yang dijahit. Dan hindarilah korupsi, karena korupsi akan menjadikan perilakunya telanjang di Hari Kiamat.” (HR. Ad-Darimi).

Dikutip dari buku berjudul Agar Terhindar dari Jerat Korupsi (40 Hadits Shahih) karya Syarwani, Islam memang membebaskan manusia untuk berbuat apa saja di dunia ini. Namun, kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan tanpa batas, yang seenak perut bisa dinikmati, yang tidak memperhitungkan nilai baik-buruk.

Syarwani menjelaskan, semua perbuatan akan kembali kepada pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat. Sekecil apapun perbuatan yang dilakukan manusia pertanggunjawannya adalah pasti. Balasannya tidak bisa ditawar kelak di Hari Kiamat. Sekalipun untuk jarum jahit sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

Menurut alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, benda yang harga dan wujudnya bernilai remeh seperti jarum, transparansi tetap merupakan harga mati. Dengan hadits tersebut, menurut dia, semakin didapati bahwa korupsi adalah perbuatan terkutuk, yang tidak butuh dicaci, tapi dijauhi.

Karena itu, seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap apa yang dipimpinnya. Jika ada ada seorang pemimpin yang menipu rakyatnya dengan cara melakukan korupsi, maka tidak akan masuk surga. Selama ia tidak meminta maaf dan bertaubat, pintu surga akan terkuci untuknya.

عن أبي يعلى معقل بن يسار رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول:  مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

Bersumber dari Ma’qal, ia berkata: Aku beritakan kepadamu hadits yang kudengar dari Rasulullah Saw. Ia bersabda, “Tidak ada seorang pemimpin yang menjadi pemimpin kaum Muslimin kemudian ia menipu rakyatnya (korupsi), kecuali Allah Saw mengharamkan atasnya surga.” (HR Bukhari dan Muslim).  

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement