Senin 07 Dec 2020 12:36 WIB

Banjir di Medan Diduga Karena Drainase yang Buruk

Banjir di Kota Medan akibat belum selesainya pembangunan Bendungan Lau Simeme.

Red: Bilal Ramadhan
Anak laki-laki naik tabung melalui daerah pemukiman banjir di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 05 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Anak laki-laki naik tabung melalui daerah pemukiman banjir di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 05 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Firdaus Ali menilai banjir di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (3/12) malam karena kondisi tata ruang, tata kelola sumber daya air dan sistem drainase yang buruk.

"Contohnya saja ketika hujan sudah berhenti, sungai juga masih bisa menampung debit air, tetapi air yang merendam pemukiman belum juga surut. Ini menunjukkan bahwa sistem drainasenya jelek," kata Firdaus.

Menurut Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Manajemen Sumber Daya Air itu, penataan jaringan drainase Kota Medan yang merupakan tanggung jawab pemerintah kota, sudah sangat mendesak dan harus diprioritaskan untuk melindungi warga dari ancaman banjir dan genangan.

"Ini tata dan pola pemanfaatan ruang Kota Medan salah implementasi. Pemerintah kota harus betul-betul serius dan kerja keras membenahinya, jangan lagi menunggu bencana datang lagi baru kemudian saling menyalahkan," katanya.