Selasa 08 Dec 2020 01:05 WIB

Prabowo Ingin Datangkan Alutsista Buatan AS

Prabowo menerima kunjungan kehormatan Pejabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat

Red: Nur Aini
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto
Foto: EPA
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyebutkan Indonesia berkeinginan untuk mengadakan beberapa alutsista buatan Amerika Serikat melalui program Foreign Military Sales (FMS).

Ia mengatakan hal itu saat menerima kunjungan kehormatan Pejabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Christopher C Miller, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (7/12), seperti dikutip dalam laman Kementerian Pertahanan, kemhan.go.id. Namun, dia tidak merinci apa saja sistem persenjataanyang akan dibeli dari Amerika Serikat itu.

Baca Juga

FMS merupakan program dari pemerintah Amerika Serikat tentang bantuan keamanan bagi negara-negara yang diijinkan mereka untuk membeli sistem kesenjataan Amerika Serikat, kerja sama militer, pendidikan dan pelatihan dengan Amerika Serikat di bawah Akta Kendali Eksport Persenjataan (AECA).

Melalui FMS, pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah mitra akan melaksanakan kesepakatan antarpemerintahan melalui mekanisme Surat Penawaran dan Persetujuan (Letter of Offer and Acceptance/LOA). Menteri luar negeri Amerika Serikat yang menentukan negara yang bisa menerima FMS, sementara menteri pertahanan yang melaksanakan programnya. FMS bisa dibiayai oleh dana negara penerima ataupun dana dari pemerintah Amerika Serikat.

Pertemuan antara mereka berdua diawali kunjungan kehormatan yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara delegasi Amerika Serikat dan Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo. Ia menyebutkan, Amerika Serikat adalah negara yang dekat dengan Indonesia, bahkan hubungan strategis kedua negara telah berjalan sangat baik.

Ia pun berharap dapat menjaga dan mengembangkan hubungan pertahanan yang erat ini, dan senantiasa saling menghargai dan menjaga kepentingan negara masing-masing seperti saat ini. Pada 1989, sebagai contoh, modernisasi kekuatan udara nasional ditempuh melalui Proyek PeaceBimaSena I sehingga Indonesia menjadi salah satu negara ASEAN pertama yang mengoperasikan pesawat tempur F-16A/B Fighting Falcon Block15OCU buatan General Dinamics yang kemudian diakuisisi Lockheed Martin.

Kerja sama itu dilanjutkan lagi dengan Proyek Peace Bima Sena II yang semuanya tuntas pada Desember 2017, di mana 24 unit F-16C/D Fighting Falcon Block 52ID telah hadir di Tanah Air. Prabowo juga berharap dapat meningkatkan kerja sama pertahanan di bidang pendidikan dan pelatihan dengan mengirim taruna-taruna Akademi Militer untuk belajar di Akademi Militer Amerika Serikat di West Point sebagai investasi hubungan kerja sama pertahanan di masa mendatang.

Miller menjelaskan Indonesia adalah negara pertama yang dia kunjungi dalam lawatannya ke negara-negara di kawasan Indo Pasifik dalam masa jabatannya ini.

"Hal ini karena hubungan baik kedua negara dan potensi kerja sama di masa mendatang, serta pentingnya posisi Indonesia di kawasan dan hubungan erat dengan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto," kata Miller.

Ia menyatakan, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat telah berlangsung sangat lama dan memiliki ikatan yang kuat. Dalam Dialog Keamanan Indonesia-Amerika Serikat (IUSSD) ke-18 yang belum lama dilaksanakan, kerja sama pertahanan kedua negara mengalami kemajuan seiring prioritas kerja sama di bidang peningkatan kemampuan pertahanan Indonesia melalui kerjasama sistem kesenjataan, dan peningkatan profesionalisme personel pertahanan melalui pendidikan dan pelatihan.

Kunjungan kepada Prabowo kali ini juga sekaligus merupakan kesempatan untuk meningkatkan kerja sama strategis kedua negara yang telah berjalan sangat baik. Hal itu mengingat Indonesia adalah negara berpengaruh di kawasan Indo-Pasifik yang terus memberikan contoh bagaimana keragaman dan hubungan baik antar negara dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi di antara negara-negara.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement