REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, peta zonasi risiko dalam beberapa bulan terakhir ini selalu didominasi oleh daerah dengan zona risiko sedang atau zona oranye. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun menegaskan, zona oranye bukanlah merupakan zona nyaman sehingga pemerintah daerah harus tetap mewaspadai tingkat penularan kasus.
“Ini bukan tempatnya untuk merasa nyaman. Saya tekankan sekali lagi, zona risiko sedang bukan zona nyaman,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/12).
Kendati demikian, Satgas mencatat terjadi sedikit penurunan jumlah provinsi di zona risiko sedang. Pada pekan lalu terdapat 374 kabupaten kota yang masuk dalam zona oranye, namun pada pekan ini jumlahnya menurun menjadi 371 daerah.
Lebih lanjut, penurunan juga terjadi di daerah yang berada di zona risiko tinggi. Jika pada pekan lalu terdapat 50 kabupaten kota yang masuk zona risiko tinggi, pada pekan ini jumlahnya turun menjadi 47 daerah.
Sedangkan untuk zona risiko rendah, terdapat peningkatan dari 75 kabupaten kota pada pekan lalu menjadi 84 kabupaten kota pada pekan ini. Dan untuk zona tidak terdampak mengalami penurunan jumlah dari 9 daerah pada pekan lalu menjadi 6 kabupaten kota pada pekan ini.
“Selanjutnya untuk zona yang tidak mencatatkan kasus baru, jumlahnya tetap dari minggu lalu yaitu 6 kabupaten kota,” ujarnya.
Wiku menyampaikan, masih banyaknya daerah yang bertahan di zona risiko sedang sangat mengkhawatirkan. Karena itu, ia mengingatkan pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kewaspadaannya.
“Tidak menutup kemungkinan kabupaten kota yang berada di zona risiko sedang dapat berpindah ke zona risiko tinggi apabila pemerintah daerah maupun masyarakat lengah,” jelasnya.