Rabu 09 Dec 2020 12:41 WIB

Seruan Jihad, Keturunan Arab di Mataram Islam dan Nusantara

Jihad maknanya adalah bersungguh-sungguh, bukan hanya perang.

Red: Muhammad Subarkah
Pangeran Diponegoro mengenakan serban dan berkuda di antara para prajuritnya yang tengah berisitirahan di tepian Sungai Progo.
Foto: Gahetna.nl
Pangeran Diponegoro mengenakan serban dan berkuda di antara para prajuritnya yang tengah berisitirahan di tepian Sungai Progo.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika.

Belakangan ini publik Indonesia, bahkan dunia terus fobia terhadap kalimat atau seruan jihad. Apalagi, beberapa waktu lalu, viral di media sosial seruan adzan yang menerikkan: Khaya'alal Jihad.

Soal ini kemudian juga telah tanggapi oleh cendikiawan dan budayawan, Emha Ainun Nadjib. Dalam tayangan video yang tersebar di Youtube, Emha di antaranya menyatakan bila telah ada sebagian kaum Muslim yang sudah tidak tahan atas terjadinya penindasan terhadap Kaum Muslim. Ini terjadi dengan hancurnya negara-negara di Timur Tengah, misalnya, Libya dan Irak oleh kekuatan global. Ajaran Islam sampai kini terus disalah pahami oleh kelompok dunia yang menguasi dunia dan dahulu menjajahnya.

Pada sisi lain, misalnya, pada soal ketaatan kepada protokol kesehatan, sebenarnya juga termasuk jihad. Dalam sebuah perbincangan melalui WA, cendikiawan Azyumardi Azra pun mengatakan, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak juga sebuah jihad.