REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Subroto, Jurnalis Republika
Wartawan yang ngepos di desk metropolitan pasti sering mengikuti razia. Baik itu yang dilakukan oleh polisi, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), ataupun tentara. Bukan razia lalu lintas tapi tempat-tempat hiburan.
Sebenarnya aku juga tidak tahu tujuan pastinya razia-razia itu untuk apa. Tapi biasanya razianya dilakukan malam hari. Paling sering yang jadi sasarannya adalah lokalisasi, warung remang-remang, diskotek, sanggar tari, kafe, atau hotel-hotel kelas melati. Hampir tak pernah ada razia di hotel berbintang.
Yang dirazia biasanya kepemilikan KTP, narkoba, prostitusi liar, dan senjata tajam. Tapi mungkin bukan itu saja. Setelah razia sering banyak wanita yang terjaring.
Kadang-kadang lokasi razia dirahasiakan. Jadi kami wartawan tak tahu di mana razia akan dilakukan.
Pernah suatu hari aku ikut razia bersama Polres di wilayah Cibitung, Bekasi. Ketika rombongan polisi datang, warung remang-remang yang hendak dirazia sepi. Semua tutup. Ternyata ada yang membocorkan rencana razia.
Razia selalu jadi bahan berita yang menarik. Setelah razia besoknya koran akan muncul berita bermacam-macam. Misalnya, "Sejumlah Wanita Malam Terjaring Operasi", "Pria tanpa KTP Diamankan", atau "Pengunjung Kafe Tertangkap Bawa Narkoba".
Suatu malam tahun 1997 aku bersama teman-teman wartawan mengikuti razia yang dilakukan oleh Kodim Bekasi. Tujuan razia adalah lokalisasi Malvinas yang tak jauh dari Pasar Induk Cibitung. Malvinas adalah lokalisasi terbesar di Bekasi saat itu. Sekarang kompleks pelacuran itu sudah tidak ada usai dibongkar pada 2003.
Aku berencana akan menulis berita straight news (berita langsung) soal razia itu. Berita straight news adalah yang paling umum dalam penulisan berita. Kebanyakan isi surat kabar adalah straight news. Sebagai bahan berita aku mengumpulkan informasi dari lokasi razia, mewawancarai petugas dan mereka yang terjaring nanti.
Tiba di lokasi, sejumlah tentara yang dipimpin seorang komandan menyebar. Mereka memeriksa tamu yang tak membawa KTP. Selain itu entah apa yang dicari. Wartawan mengikuti proses razia.