REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya mendorong peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk meningkatkan perekonomian daerah dan nasional. Adapun langkah ini juga untuk mewujudkan sistem keuangan berintegritas.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, BPD merupakan kelompok bank yang lebih kuat dalam menghadapi kondisi ekonomi di tengah pandemi Covid-19. “Dapat kami katakan, secara pertumbuhan kredit BPD masih tumbuh positif 4,99 persen (yoy) dan 3,29 persen (ytd),” ujarnya, Kamis (10/12).
Meskipun secara nasional pertumbuhan kredit cukup rendah, Wimboh mengakui dari segi likuiditas, BPD tidak ada kendala. "Dari segi non performing loan (NPL), BPD terjaga 3,09 persen, lebih rendah daripada NPL nasional. Secara keseluruhan, ini bagus. Kami mengharapkan BPD menjadi motor penggerak perekonomian daerah karena punya privilege yang besar dibandingkan bank-bank lain," ucapnya.
Ke depan, Wimboh berharap peran BPD dapat menjadi pemain utama di daerahnya sekaligus membantu memakmurkan masyarakat di daerah. "Selalu junjung tinggi governance dan integritas agar kepercayaan masyarakat tidak hilang karena bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, dan membuat BPD akan sulit berkembang,” ucapnya.
Kemudian lanjut Wimboh, BPD bisa bertahan melalui pengembangan SDM. Hal ini diperlukan untuk menghadapi persaingan sudah semakin ketat.
"Profesionalitas ini penting untuk menelurkan produk-produk yang sesuai kebutuhan masyarakat, marketing bagus, dan bisa melakukan pekerjaan dengan lebih efisien,” ucapnya.
Terakhir, Wimboh menyebut, kemampuan permodalan dan pemanfaatan teknologi sangat penting diadaptasi untuk menaikkan keunggulan kompetitif industri keuangan.
"Contohnya saja munculnya fintech atau pinjaman dalam bentuk direct investment. Apabila kita tidak bisa memanfaatkan teknologi, kita akan sulit bersaing," ucapnya.