REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD setuju dengan anggapan eks wakil presiden (wapres) Jusuf Kalla tentang adanya kekosongan kepemimpinan Islam di negeri ini. Hal itulah yang membuat nama Habib Rizieq Shihab (HRS) berkibar dan menjadi idola baru masyarakat yang tidak puas dengan kinerja pemerintahan.
"Itu sebelum Pak Jusuf Kalla mengatakan itu, dua tahun lalu saya sudah katakan. Sebenarnya ini orang banyak marah karena ketidakadilan, dan orang sedang mencari figur pemimpim yang berani menyatakan, melakukan mendobrak kebatilan, dan itu kemudian diawakili oleh Habib Rizieq," ucap Mahfud di akun Youtube Berita Satu berjudul 'Mahfud Tanggapi JK & Revolusi Rizieq', dikutip Republika, Sabtu (12/12)
Menurut Mahfud, keberadaan Front Pembela Islam (FPI) mengisi kekosongan ruang mereka yang berjuang menegakkan kebenaran. Karena itu, ia sependapat dengan Jusuf Kalla yang mampu menyerap aspirasi masyarakat semua pihak.
"Yang lain hanya amar ma'ruf, menasihati-menasihati. Sehingga, ini betul Pak Jusuf Kalla, saya kira masih bisa dijejak digitalnya, saya sudah mengatakan itu dulu," ucap mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.
Mahfud pun menganalisis, tidak semua orang yang memuji HRS benar-benar mengidolakannya atau mendukungnya. Selama ini, partai atau ormas Islam memang memilih dakwah mengajak kebaikan saja, tapi tidak ingin menegakkan kebenaran. Hadirnya FPI mengisi ruang tersebut untuk melengkapi dakwah Islam.
"Kali ini bukan soal orang menjadi pengikut (HRS), ndak, itu orang mau protes mencari tumpangan. Kan saya sudah mengatakan itu juga dulu. Itu adalah fakta kita, oleh sebab itu, mari kita perbaiki bersama-sama. Kalau itu berkaitan Islam, ya ada PKS, PKB, PAN. Ormasnya NU, Muhammadiyah, dan sebagainya. Fungsi nahi munkar tidak dilakukan secara penuh, sehingga orang mencari cantolan muncullah nama Habib Rizieq," kata Mahfud.