REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan suara guguran terdengar tiga kali dari Gunung Merapi berdasarkan periode pengamatan pada Jumat (11/12), pukul 00.00-24.00 WIB. Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu (12/12), menjelaskan suara guguran di gunung api aktif itu terdengar dengan intensitas sedang hingga keras dari PGM Babadan.
Pada periode itu, BPPTKG juga mencatat 50 kali gempa guguran, 228 kali gempa fase banyak, 19 gempa vulkanik dangkal, dua kali gempa tektonik, serta 29 kali gempa embusan.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 50 meter di atas puncak. Laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata sembilan centimeter dalam tiga hari.
BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III. Termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.