Senin 14 Dec 2020 12:08 WIB

Inggris akan Berhenti Biayai Proyek Bahan Bakar Fosil

Inggris mengungkapkan komitmen dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Perubahan iklim (Ilustrasi)
Foto: PxHere
Perubahan iklim (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris mengumumkan  mereka akan menghentikan dukungan langsung untuk proyek bahan bakar fosil di luar negeri. Langkah ini berarti Inggris tidak lagi memberikan pembiayaan ekspor atau dana bantuan untuk proyek minyak, gas, atau batu bara.

Pernyataan itu muncul saat Inggris, Prancis, dan PBB menjadi tuan rumah KTT iklim virtual hari ini, dilansir di BBC, Sabtu (12/12). Sekitar 75 pemimpin dunia akan hadir, menandai lima tahun sejak adopsi perjanjian iklim Paris.

Baca Juga

Praktik pemerintah Inggris dalam mendukung proyek bahan bakar fosil di luar negeri melalui pembiayaan ekspor, pendanaan bantuan, dan promosi perdagangan telah lama menjadi kontroversi.

Ketika Inggris menjauh dari batu bara, minyak dan gas di dalam negeri, langkah ini dianggap munafik karena mendanai proyek-proyek ini di luar negeri. Sekarang Perdana Menteri setuju untuk menghentikan praktek ini secepat mungkin.

"Perubahan iklim adalah salah satu tantangan global terbesar di zaman kita, dan sudah mengorbankan nyawa dan mata pencaharian di seluruh dunia, tindakan kita sebagai pemimpin harus didorong bukan oleh rasa takut atau kehati-hatian, tetapi oleh ambisi dalam skala yang benar-benar besar," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

"Itulah mengapa Inggris baru-baru ini memimpin dengan komitmen baru yang berani untuk mengurangi emisi setidaknya 68 persen pada tahun 2030, dan mengapa saya senang mengatakan hari ini bahwa Inggris akan mengakhiri dukungan pembayar pajak untuk proyek bahan bakar fosil di luar negeri secepatnya," ucap dia.

Pengumuman tersebut telah dibuat saat Inggris menjadi tuan rumah KTT ambisi iklim. Pertemuan virtual ini berlangsung setelah pandemi yang menyebabkan penundaan Conference of the Parties tahunan, yang akan berlangsung di Glasgow tahun ini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement