REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, libur akhir tahun menyambut hari Natal dan Tahun Baru 2021 jangan sampai membuat kasus Covid-19 mengalami eskalasi karena berimplikasi pada diinjaknya rem darurat untuk mengatasinya. Sri Mulyani menyatakan, libur akhir tahun dalam rangka menyambut pilkada, hari Natal, dan Tahun Baru 2021 akan meningkatkan aktivitas masyarakat sehingga berpotensi menambah jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.
“Indonesia perlu mewaspadai akhir tahun karena kegiatan masyarakat meningkat. Harus betul-betul dijaga jangan sampai rem harus diinjak karena Covid-19 mengalami eskalasi,” dalam acara Bisnis Indonesia Award 2020 di Jakarta, Senin (14/12).
Sri Mulyani menegaskan, masyarakat tidak boleh meremehkan pandemi ini mengingat negara paling maju, disiplin, dan memiliki sistem kesehatan paling kuat, seperti Jepang dan Korea Selatan harus menghadapi gelombang kedua.
Tak hanya itu, negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jerman mulai mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat signifikan sejak November hingga mempertimbangkan akan terjadi restriksi ketat.
Sedangkan, Prancis, Norwegia, dan Swedia hampir mendapat ujian sebab menangani Covid-19 secara tidak konvensional dengan membebaskan masyarakatnya bergerak tanpa ada protokol kesehatan.
“Ini menggambarkan bahwa Covid-19 tidak boleh di-underestimate,“ tegasnya.
Sementara itu, Sri Mulyani memastikan pemerintah akan terus menyeimbangkan antara penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi karena kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat, jika ekonomi ingin terus dipulihkan maka harus melakukan kegiatan tanpa memperburuk penyebaran Covid-19.
Sri Mulyani menegaskan masyarakat harus terus menerapkan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dalam setiap melakukan aktivitasnya.
“Penanganan Covid-19 dan perekonomian tidak bisa dipisahkan. Harus jadi satu-kesatuan karena keduanya saling memberikan dukungan bukan melemahkan,” tuturnya.