Selasa 15 Dec 2020 14:04 WIB

Satgas Covid-19 Jatim Sebut tak Ada Lagi Klaster Pesantren

Pernah ada tiga klaster Covid-19 di pesantren di Jatim, tapi sekarang sudah tak ada.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
klaster pesantren (ilustrasi). Satgas Penanganan Covid-19 Jatim menyatakan tidak lagi menemukan klaster besar penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren.
klaster pesantren (ilustrasi). Satgas Penanganan Covid-19 Jatim menyatakan tidak lagi menemukan klaster besar penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Staf Ahli Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril Al-Farabi menegaskan, pihaknya tidak lagi menemukan klaster besar penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren. Sejauh ini, kata Jibril, hanya klaster Ponpes Temboro, Magetan pada April, dan klaster Ponpes Darusalam, Blokagung, Banyuwangi pada September, yang tergolong klaster besar di Jatim.

"Sekarang udah gak ada (klaster Ponpes), gak terlalu banyak. Dulu itu yang banyak yang Blokagung juga sekarang udah gak terlalu banyak," ujar Jibril kepada Republika.co.id, Selasa (15/12).

Baca Juga

Ketika ditemukan klaster penyebaran Covid-19 di pondok pesantren, Jibril melanjutkan, mengatasinya tidak terlalu sulit. Karena kelebihannya, interaksi warga pesantren dengan masyarakat luar yang sangat terbatas. 

Ketika ditemukan kasus, bisa langsung dilakukan isolasi. "Jadi biasanya kita sarankan untuk lockdown lokal. Kita supply makanan buat mereka supaya mereka tetap bisa dilockdown jadi kebutuhan mereka kita penuhi," ujar Jibril.

Setelah itu, lanjut Jibril, Satgas Covid-19 Jatim langsung melakukan screening massal untuk warga pesantren. Khususnya mereka yang memiliki riwayat kontak erat dengan yang dinyatakan positif Covid-19. 

Kemudian dilakukan pemisahan antara mereka yang bergejala berat dengan yang hanya gejala ringan. "Gejala berat kita pisahkan kita bawa ke rumah sakit terdekat atau bahkan kita buatkan rumah sakit mini. Kalau yang ringan-ringan ya diisolasi di kamar masing-masing," kata Jibril.

Jibril mengatakan, adanya kesulitan ketika Satgas Covid-19 ingin melakukan penelusuran terkait penyebaran Covid-19 di lingkungan Ponpes. Namun, Satgas Covid-19 selalu meyakinkan bahwa kedatangannya adalah untuk menyelesaikan masalah. 

Artinya, kedatangan Satgas Covid-19 ke lingkungan ponpes adalah untuk menyelamatkan warga Ponpes. "Memang kan mungkin mereka khawatir kita datang itu untuk mengintervensi lah atau mengubah kultur. Tapi kalau kita datang dengan bantuan, datang dengan problem solving, kita bisa negosiasikan karena kan kita datang ke sana tujuannya untuk menyelamatkan. Ini kan untuk kepentingan bersama," kata dia.

Jibril mengaku, dalam upaya mencegah penularan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren, Pemprov Jatim telah mengukuhkan pesantren-pesantren menjadi pesantren tangguh. Prmprov Jatim mengirim persediaan yang dibutuhkan dalam upaya menegakan kedisiplinan protokol kesehatan di lingkungan Ponpes. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement