Selasa 15 Dec 2020 17:30 WIB

Tak Ada Alasan untuk Batalkan Olimpiade Tokyo

Rakyat Jepang dan penduduk Tokyo hanya melihat keadaan saat ini

 Pekerja berdiri di atas tongkang membawa monumen cincin Olimpiade di tepi laut Taman Laut Odaiba, di Tokyo, Jepang, 01 Desember 2020. Monumen cincin Olimpiade telah dipasang kembali ke lokasi aslinya setelah pekerjaan pemeliharaan. Olimpiade Tokyo 2020 telah dijadwalkan ulang menjadi 23 Juli 2021, karena pandemi virus corona.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Pekerja berdiri di atas tongkang membawa monumen cincin Olimpiade di tepi laut Taman Laut Odaiba, di Tokyo, Jepang, 01 Desember 2020. Monumen cincin Olimpiade telah dipasang kembali ke lokasi aslinya setelah pekerjaan pemeliharaan. Olimpiade Tokyo 2020 telah dijadwalkan ulang menjadi 23 Juli 2021, karena pandemi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Gubernur Tokyo menyatakan tidak ada alasan Olimpiade 2020 yang sudah ditunda akan dibatalkan sekalipun ada kekhawatiran luas di kalangan penduduk Jepang terhadap naiknya angka infeksi virus corona yang membuat mereka skeptis perhelatan itu mesti digelar.

Gubernur Yuriko Koike memperingkatkan bahwa nasib Olimpiade Tokyo akan menentukan kegiatan yang sama setelahnya, termasuk Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing dan Olimpiade 2024 di Paris.

Gubernur perempuan itu memang mengakui mayoritas penduduk Jepang menentang Olimpiade diadakan tahun depan, namun dia memastikan bahwa kekhawatiran itu bisa diatasi.

"Rakyat Jepang dan penduduk Tokyo hanya melihat keadaan saat ini," kata Koike. "Kami tengah bersiap menghadapi masa depan."

Olimpiade 2020 menjadi Olimpiade pertama dalam sejarah yang dibatalkan pada masa damai. Penyelenggara dan pemerintah sudah berupaya keras meyakinkan bahwa Olimpiade tetap diadakan tahun depan.

Penundaan kembali sudah dikesampingkan oleh para pejabat Olimpiade dan Jepang. Koike berkata, "tak ada alasan" Olimpiade tahun depan itu mesti dibatalkan.

"Warga dunia ingin menyaksikan Olimpiade Tokyo sebagai simbol manusia telah mengalahkan virus corona yang akan mengantarkan kepada Olimpiade Musim Dingin dan kemudian Olimpiade Paris setelah itu," papar dia.

"Kecuali Tokyo melakukan upaya penuh dalam melawan virus corona, lalu apa yang akan terjadi di Paris empat tahun dari sekarang," sambung dia.

"Saya kira pertama sekali kita harus membuat Olimpiade Tokyo sukses, jika tidak hal itu akan berdampak serius terhadap Paris."

Namun rangkaian jajak pendapat berkata lain di mana polling NHK baru-baru ini menunjukkan hanya 27 persen penduduk Jepang yang menginginkan Olimpiade tetap digelar tahun depan.

Koike yakin pandangan itu akan berubah dengan menunjuk langkah anti virus corona yang ekstensif yang dilakukan pemerintah Jepang, Tokyo dan panitia Olimpiade.

"Saya yakin rakyat akan kembali menyaksikan harapan begitu langkah virus corona diterapkan dengan tegas," pungkas dia.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement