Rabu 16 Dec 2020 01:10 WIB

Jalan Berliku Dakwah Para Nabi dan Rasul, Pertaruhkan Segala

Para nabi dan rasul mempertaruhkan segalanya untuk berdakwah

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
Para nabi dan rasul mempertaruhkan segalanya untuk berdakwah. Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Para nabi dan rasul mempertaruhkan segalanya untuk berdakwah. Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dakwah merupakan kata kerja yang amat tua. Kisahnya sudah diukir para nabi, rasul, dan orang-orang saleh yang hi dup sejak dahulu kala. Mereka menyeru umatnya untuk menyembah Allah SWT. Layaknya manusia-manusia pilihan, jalan mereka tak pernah sepi dari tantangan dan rintangan. 

Berbagai ujian pernah dihadapi. Mereka harus membenahi kerusakan moral kaumnya, orangorang yang musyrik, hingga raja yang mengaku Tuhan. Ujian mereka pun bertambah manakala tantangan datang dari keluarga.  

Baca Juga

Simaklah kisah putra Nabi Nuh AS, istri Nabi Luth AS, hingga paman Rasulullah SAW. Mereka justru menjadi tokoh-tokoh antagonis dalam risalah perjalanan dakwah para nabi. Nabi Nuh AS harus kehilangan anaknya yang menolak taat seruan ayahnya untuk ikut ke dalam kapal. 

Dia tidak termasuk keluarganya yang ikut naik ke kapal itu seperti yang dikisahkan dalam QS Huud ayat 42-43.

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ# قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ

“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir". Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Mahapenyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan."

Sementara itu, Nabi Luth AS yang konon memiliki istri bernama Wali'ah justru dikisahkan mengajak kaum Nabi Luth untuk berlaku maksiat saat ada lelaki tampan yang merupakan malaikat bertamu ke rumahnya. Karena itu, Nabi Luth lantas diperintahkan malaikat untuk pergi dari rumahnya pada akhir malam.

"Pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka." 

Sementara, Rasulullah SAW harus mendapat tantangan dari pamannya sendiri, yakni Abu Lahab, salah satu putra Abdul Muthalib bin Ha syim, kakek Rasulullah SAW. Allah SWT me lak nat Abu Lahab atas kekejiannya kepada Ra sulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya. Abu Lahab dan istrinya dijanjikan akan masuk ke dalam neraka yang bergejolak dengan mem bawa kayu bakar.

Meski mendapat ujian begitu besar, para nabi dan rasul tetap istiqamah mengemban risalah dakwah. Mereka termasuk yang dikatakan Allah SWT dalam Alquran: 

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS Fusshilat: 33).  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement