Selasa 15 Dec 2020 21:45 WIB

Guru dan Siswa di Kabupaten Bekasi Dites Usap Berkala

Sekolah tatap muka di Kabupaten Bekasi rencananya mulai Januari 2021.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang guru mengukur suhu tubuh muridnya sebelum memasuki simulasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SDN Karang Raharja 02 saat simulasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/12/2020). Menurut keterangan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, simulasi tersebut digelar untuk persiapan jelang KBM tatap muka pada Januari 2021.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Seorang guru mengukur suhu tubuh muridnya sebelum memasuki simulasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SDN Karang Raharja 02 saat simulasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/12/2020). Menurut keterangan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, simulasi tersebut digelar untuk persiapan jelang KBM tatap muka pada Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di Kabupaten Bekasi siap digelar awal tahun depan. Beberapa sekolah pun mulai melaksanakan simulasi. Salah satunya digelar di SD Negeri Karang Rahardja 02, Kecamatan Cikarang Utara.

Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja, mengatakan, nantinya murid dan juga guru akan dites usap secara berkala selama pembelajaran tatap muka dilaksanakan.

Baca Juga

“Guru dan siswa juga akan (diswab) dirapid juga,” jelas Eka kepada wartawan, Selasa (15/12).

Pantauan Republika di lokasi, beberapa siswa yang melakukan simulasi diberi face shield dan juga masker oleh pihak sekolah. Saat masuk gerbang, mereka diperiksa suhu tubuhnya kemudian mencuci tangan terlebih dulu di westafel yang berada di sisi luar sekolah.

Setelah lolos pemeriksaan, anak-anak masuk ke ruangan kelas mereka masing-masing. Adapun, sebelumnya mereka sudah diberitahu harus membawa makanan dari rumah.

“Kita sekarang mengadakan simulasi ini rencananya bulan Januari belajar tatap muka dimulai. Tentu harus ada persiapan-persiapan, bagaimana akan ada izin dari pemda sudah layak atau belum, sekolah sudah siap apa belum, terus izin orangtua juga,” terangnya.

Eka mengatakan kapasitas murid yang melakukan sekolah tatap muka juga dibatasi sebanyak 50 persen. Dari yang tadinya satu kelas ada 32 murid, dalam KBM tatap muka selama Covid-19 kapasitasnya hanya 16 murid.

“Satu kelas 32 nanti jadi 16, atau dibuatkan shift pagi dan siangnnya lagi. Selain itu juga kita tidak mengizinkan ada ekstrakulikuler. Jadi itu akan kita evaluasi terus terhadap efektifitasnya,” ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement