REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jan Vertonghen, mengaku merasakan efek dari gegar otak, yang dialaminya pada semifinal Liga Champions lawan Ajax pada 2019 selama sembilan bulan. Vertonghen, yang kini membela Benfica, berusaha untuk bermain, setelah tabrak dengan mantan rekan setimnya Toby Alderweireld dan kiper Ajax Andre Onana.
Namun setelah itu mantan bek Tottenham tersebut mendapatkan pertolongan di lapangan dan keluar dari lapangan. Bagaimanapun juga, dia kembali bermain di leg kedua di Amsterdam, sepekan sebelum Spurs mencapai final Liga Champions pertama mereka
''Banyak orang tidak tahu, tapi saya sangat menderita dari tabrakan tersebut, pusing dan sakit kepala,'' ungkap Vertonghen, dikutip dari the42, Rabu (16/12).
Pemain internasional Belgia itu mengaku ini pertama kalinya ia bicara soal efek gegar otak yang pernah dialaminya. Ia menyatakan seharusnya sudah tidak boleh bermain lagi, karena memberikan pengaruh selama hampir sembilan bulan. Dampaknya, ia tidak bisa bermain seperti yang diinginkannya.
Performa Vertonghen memang mulai menurun selama memasuki akhir masa kontraknya, ketika Jose Mourinho menggantikan Mauricio Pochettino. ''Saya masih punya kontrak setahun lagi, jadi saya harus bermain. Tapi saat saya bermain, saya main buruk. Tak banyak orang yang tahu itu, itu pilihan saya, tidak menyalahkan siapapun,'' kata Vertonghen.