REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir menyelenggarakan konferensi secara virtual, Rabu (16/12). Konferensi dilakukan untuk mengklarifikasi ide, pemikiran dan pendekatan mereka.
Konferensi ini dihadiri oleh para sarjana atau cendikiawan Muslim terkemuka dan pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin. Untuk kali ini, pertemuan tersebut bertema "Ikhwanul Muslimin, fakta dan pemikiran".
Dilansir di Anadolu Agency, Kamis (17/12), Wakil Pemandu Umum Organisasi, Ibrahim Mounir, mengatakan Ikhwanul Muslimin telah mengalami beberapa pukulan tetapi pulih setiap saat.
Penasihat Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa di Turki, Yasin Aktay, mengatakan organisasi tersebut telah memberikan kontribusi yang tercerahkan untuk memperkenalkan pemikiran Islam. Kontribusi ini terutama pemikiran yang berkaitan dengan konsep kebebasan.
Sementara itu, Wakil Ketua Gerakan Islam di Israel, Kamal al-Khatib, mengatakan Ikhwanul Muslimin adalah inti utama dalam menghadapi proyek Zionis (Israel) di Palestina.
Ikhwanul Muslimin Mesir, yang didirikan pada tahun 1928, beberapa kali dilarang oleh penguasa Mesir.
Pada tahun 2013 kelompok itu mengalami pukulan terbesarnya setelah kudeta militer menggulingkan Presiden Mohammad Morsi yang terpilih secara demokratis di negara itu. Ia merupakan pemimpin tertinggi dalam organisasi.