Kamis 17 Dec 2020 22:42 WIB

Kementan Harapkan Program Desa Mandiri Cegah Api Direplikasi

Semua pihak harus berkolaborasi dan bekerja sama dalam upaya pencegahan karhutla

Relawan pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar, (ilustrasi).
Foto: Antara/Makna Zaezar
Relawan pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mengharapkan Program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) yang dikembangkan PT Minamas Plantation sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan dapat direplikasi atau diperbanyak di seluruh Indonesia.

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono di Jakarta, Kamis mengatakan, pihaknya mengapresiasi program yang telah dilakukan oleh perusahaan sawit tersebut di Kalimantan Barat. "Oleh sebab itu, hal ini harus direplikasi sebagai role model atau bahkan menjadi centre of excellence," ujarnya dalam seminar virtual yang bertema “Strategi Multipihak Industri Sawit Dalam Mencegah Karhutla 2021” di Jakarta, Kamis (17/12).

Baca Juga

Dalam webinar yang digelar Forwatan itu Kasdi menyatakan, semua pihak harus berkolaborasi dan bekerja sama dalam upaya pencegahan karhutla tahun depan. Dikatakannya, selain membuat regulasi dan bersinergi dengan instansi terkait, Kementerian Pertanian juga membentuk Brigade Kebakaran Lahan Perkebunan dan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) di Provinsi, Kabupaten/Kota yang wilayahnya sering terjadi kebakaran lahan.

CEO Minamas Plantation, Shamsuddin Muhammad, mengatakan meski kondisi cuaca lebih bersahabat dibanding tahun lalu, namun hal ini tidak membuat perusahaan lengah, melainkan terus menjalankan upaya-upaya bersama dengan masyarakat dan Satgas Karhutla.

Pihaknya bekerjasama Universitas Tanjungpura dalam menyusun program DMCA di tengah pandemi khususnya di wilayah Kalimantan Barat.

Terlebih lagi, tambahnya, program DMCA memungkinkan perusahaan menciptakan kemandirian masyarakat sekitar di bidang sosial ekonomi sekaligus mengkombinasikannya dengan upaya pelestarian lingkungan seperti terbentuknya program Petani Milenial dan Guru Peduli Api.

"Ini sejalan dengan komitmen kami dalam menjalankan praktik-praktik perkebunan yang berkelanjutan”, tambah Shamsuddin.

Ketua Prodi Agribisnis Faperta Universitas Tanjungpura, Dr Maswadi SP, M.Sc menuturkan program yang telah berjalan sejak Juli 2020 itub telah merumuskan pendekatan jangka panjang dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di sekitar kebun. Serta berbagi pengalaman tentang best practices dalam sustainable agricultural management tanpa membakar lahan.

Seperti program-program yang telah dilakukan oleh Minamas Plantation sebelumnya, menurut dia, awalnya, inisiasi DMCA adalah untuk mitigasi kebakaran serta perambahan hutan dan lahan di sekitar konsesi perusahaan.

"Namun dalam perkembangannya, peranan DMCA semakin menyeluruh tak hanya mitigasi, tapi sekaligus membangun kemandirian sosial dan ekonomi warga pedesaan melalui kegiatan pertanian (hidroponik) dan perikanan yang ramah lingkungan,” ujarnya.

Program DMCA dilaksanakan di setiap desa-desa sekitar operasional perusahaan, yang hingga kini sudah mencapai 34 desa atau mencakup total area desa binaan seluas 161 ribu hektar. Melalui program DMCA tersebut, pemahaman akan bahaya karhutla dapat terus meningkat di masyarakat secara luas.

Beberapa program baru juga kini mulai dilakukan yaitu Program Guru Peduli Api yang melibatkan setidaknya 662 Guru dan Kepala Sekolah di 60 sekolah di sekitar wilayah operasional Perusahaan serta Program Penghargaan Desa Bebas Api.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement