REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Wonder Woman 1984 akhirnya dirilis. Sebelumnya, sekuel ini akan dirilis Juni lalu tetapi harus mundur karena pandemi. AT&T harus memindahkan waktu perilisan film dengan yang lainnya. Kemudian juga pada layanan streaming HBO Max.
Meski menjadi salah satu film yang dinanti, nyatanya film ini tidak begitu memuaskan. Wonder Woman 1984 dinilai tidak cukup fantastis bagi para kritikus film dunia.
Wonder Woman 1984 saat ini memegang 88 persen rating 'segar' dari Rotten Tomatoes dengan 92 ulasan. Semakin banyak ulasan yang masuk, peringkat ini terus berubah.
Banyak kritikus memuji Gal Gadot dalam perannya. Ia dinilai memerankan karakter Diana Prince dengan keanggunan tanpa perlu usaha lebih. Namun, banyak kritikus menyebut plot Wonder Woman 1984 berantakan. Tak hanya itu, kekecewaan juga datang dari bentuk cheetah dari teknologi CGI.
Melansir laman CNBC, Sabtu (19/12), kritikus film Angelica Jade Bastien dari Vulture mengungkapkan, daya tarik Diana Prince adalah feminitas dan naluri keibuannya. Namun, karakter Diana tidak berkembang karena plot yang berantakan.
Kritikus Esther Zuckerman dari Thrillist juga menyatakan hal yang sama. Ia menyebutkan, film ini menyenangkan hanya saja plot yang diberikan berantakan.
“Ada banyak hal yang disukai di Wonder Woman 1984, seperti penampilan berani dari para pemain yang menyenangkan, kostum fantastis, dan arahan Patty Jenkins. Namun, plotnya kehilangan arah, tidak jelas tentang apa yang membuat karakter itu begitu hebat," ungkapnya.
Salah seorang kritikus film, Stephanie Zacharek mengatakan kepada Majalah Time, bahwa Wonder Woman 1984 tidak bagus, namun, tidak juga buruk. Tak hanya itu, kritikus Peter Debruge dari Variety juga menyebutkan Wonder Woman 1984 mengingatkan kembali era 1980-an.
Namun, Debruge dengan tegas menyatakan film ini gagal memberikan efek khususnya. Debruge adalah salah satu dari banyak kritik yang menyebutkan rendering Cheetah yang dihasilkan lewat CGI sangat mengecewakan.
“Banyak efek yang terlihat jelas tipuan,” tulis Debruge.