REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Kesehatan bekerja sama mengembangkan wisata kesehatan, medis, kebugaran, dan herbal di Indonesia.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pelaksanaan Wisata Kesehatan Medis, Kebugaran, dan Herbal dilakukan di Rumah Atsiri Indonesia, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Jumat, akhir pekan ini.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, mengatakan, wisata kesehatan merupakan segmen strategis yang bisa menjadi salah satu produk unggulan di Indonesia.
"Pengembangan wisata kesehatan merupakan langkah strategis yang ditujukan dalam rangka mendorong pergerakan wisatawan nusantara untuk memanfaatkan fasilitas dan layanan kesehatan berkualitas di dalam negeri. Di satu sisi, meningkatkan jumlah wisatawan asing nantinya untuk mendapatkan layanan kesehatan di Indonesia," kata Wishnutama.
Ia mengatakan, kerja sama itu merupakan lanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Menteri Kesehatan pada Kamis (17/12)."Seperti kita ketahui bersama, pariwisata hanya dapat berjalan jika masyarakat sehat. Oleh karena itu, saya menyambut baik kesepakatan ini sebagai salah satu upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi," ungkap dia.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebutkan, wisata kesehatan berpotensi untuk memberikan kontribusi dalam pemulihan ekonomi Indonesia saat dan pascapandemi Covid-19. Sehingga, perlu ada jalinan koordinasi antara Kemenkes dengan Kemenparekraf untuk mengembangkan potensi wisata kesehatan, kebugaran, dan herbal.
"Peluang besar industri wisata kesehatan yang belum tergarap di Indonesia dapat dilakukan dengan memperluas penetrasi usaha dalam mengembangkan potensi wisata kesehatan ini. Dengan demikian, manfaat ekonomi yang didorong oleh sektor pariwisata kesehatan akan berkontribusi signifikan bagi pembangunan nasional," ujar dia.