REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Kota Sukabumi kini Rumah Singgah Multazam sebagai tempat penampungan sementaraPemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) selama menjalani proses rehabilitasi. Harapannya rumah singgah ini dapat dioptimalkan dalam melayani warga khususnya kalangan PPKS.
Data yang dihimpun ada sebanyak 26 jenis PPKS akibat kemiskinan, keterlantaran, kecacatan dan keterpencilan, termasuk di antaranya fakir miskin, lansia terlantar, anak terlantar, gelandangan dan pengemis, serta penyandang disabilitas. Peresmian Rumah Singgah Multazam ini dihadiri pula Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi dan Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada.
''Rumah singgah ini jadi jembatan dan fasilitasi warga kategori PPKS yang harus ditangani lebih khusus,'' kata Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Di mana tahap awal untuk masuk rumah singgah yakni Asesement yakmi pendataan dan cari data latar belakang kendala PPKS. Setelah itu tindakan dasar yang dilakukan dan tindakan lanjutan untuk memberikan dukungan kepada warga PPKS.
''Kami berharap kehadiran rumah singgah menunjukkan kehadiran pemda di tengah warga, termasuk wadah silaturahmi petugas profesional kesejahteraan sosial,'' kata wali kota. Ia mengatakan pemilihan nama gedung Multazam didasari filosofis Multazam sebagai salah satu tempat ijabah dalam ajaran Islam ketika berdoa tidak akan ditolak Allah SWT.
Sehingga lanjut Fahmi, pemda berharap layanan rumah singgah yang akan dirasakan manfaatnya oleh PPKS. Di mana mereka senantiasa mendoakan dan berharap keberkahan dan menjadi kota religius.
Intinya ungkap Fahmi, rumah singgah bukan sekedar melayani PPKS melainkan tempat berdoanya warga penerima layanan agar Sukabumi lebih baik dari waktu ke waktu. Sehingga rumah singgah jangan jadi musem harus termanfaatkan.
Sebelumnya, Pemkot Sukabumi juga memiliki Rumah singgah di Bandung yang fungsijya tempat transit bagi warga kota yang harus rawat rujukan di rumah sakit di Bandung. Kedua layanan ini untuk membantu warga namun berbeda sasarannya.
Fahmi mengatakan, perlu kolaborasi dalam penanganan masalah sosial untuk mengurangi kerawanan sosial dengan dinamika yang ada. Di mana ada dua indikator dalam keberhasilan penanganan yakni mampu terlayani Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Di mana mereka terlayani dengan baik ketika ada warga terlantar dan jompo butuh advokasi, maka dapat cepat diadvokasi.
Selain itu lanjut Fahmi, keberadaan Pekerja Profesional Kesejahteraan Sosial bisa maksimal seperti PSM, Tagana, Karang taruna, PKH dan lainnya. Jika kedua indikator ini maksimal, maka berhasilah daerah membangun di bidang kesehatan dan kesetiakawanan sosial.
Plt Kepala Dinas Sosial Kota Sukabumi Cecep Mansur menambahkan, pemko membangun rumah singgah dalam rangka mengatasi masalah PPKS. Sehingga banyak PPKS yang terjangkau dengan baik.