Kamis 24 Dec 2020 04:45 WIB

Pemilu Baru Israel Diprediksi Lahirkan Dominasi Partai Kanan

Kisruh anggaran di Israel memaksa pemerintah menggelar pemilu

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/AP Photo/D. Balilty
picture-alliance/AP Photo/D. Balilty

Sejak beberapa pemilu terakhir, PM Benjamin Netanyahu gemar menggunakan kelompok kiri sebagai momok politik. Retorikanya dikeluhkan membibit rasa panik terhadap "pemerintahan sayap kiri” di Yerusalem, tulis harian Haaretz.

Terakhir, dia menuduh persekongkolan kiri mendalangi aksi demonstrasi massal yang menggugat praktik korupsi di pemerintahan, dan mengancam meruntuhkan kekuasaannya.

Namun menjelang pemilihan umum pada Maret tahun depan, Netanyahu mendapati dirinya berada di dalam situasi yang sama sekali berbeda. Karena dua kandidat rival terkuatnya, Gideon Sa'ar dan Naftali Benett, juga berasal dari spektrum kanan dan dikenal sebagai tokoh Zionis konservatif.

Keputusan digelarnya pemilihan umum legislatif keempat dalam dua tahun terakhir itu diumumkan Selasa (22/12) lalu. Langkah ini diambil sebagai buntut perselisihan seputar anggaran negara antara Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri alternatif merangkap Menteri Pertahanan, Benny Gantz.

Kedua tokoh membentuk pemerintahan persatuan nasional setelah mereka gagal membukukan kemenangan mutlak di tiga pemilu terakhir. Menurut perjanjian politik antara kedua kubu, Gantz seharusnya mendapat rotasi jabatan sebagai perdana menteri pada paruh kedua masa pemerintahan.

Namun rencana rotasi jabatan PM itu batal menyusul kegagalan kabinet menyepakati postur anggaran untuk tahun depan.

Punahnya kandidat kiri-tengah

Momentum penyelenggaraan pemilihan umum dinilai merugikan Gantz, yang oleh Times of Israel disebut sedang menjalani babak terakhir sebuah karir politik "yang tidak membahagiakan.”

Menurut hasil jajak pendapat terakhir, koalisi Biru Putih pimpinan Gantz yang mendapat 33 kursi di parlemen pada pemilu Maret lalu, diprediksi hanya akan bisa mengirimkan lima perwakilannya ke Knesset pada pemilu mendatang.

Tidak heran jika Gantz meradang. "Netanyahu mengumumkan pemilu untuk satu tujuan, yakni menghindari pengadilan,” tulisnya lewat Twitter, merujuk pada dugaan Netanyahu ingin membuat legislasi yang menjamin kekebalan hukum dalam kasus dugaan korupsi

Gantz awalnya merupakan harapan terbesar bagi kelompok kiri-tengah untuk menggeser PM Netanyahu dan pemerintahan sayap kanan Israel. Koalisinya antara lain menolak aneksasi Tepi Barat, dan mengkampanyekan pluralisme di masyarakat Israel yang bergeser kian ke kanan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement