Rabu 23 Dec 2020 22:30 WIB

Tes PCR Dibatasi, Sampel Swab Menumpuk Belum Terkirim

Uji sampel swab Purbalingga hanya bisa dilakukan di RSMS Purwokerto

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Teguh Firmansyah
Tes usap (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika
Tes usap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA -- Sejak beberapa bulan terakhir, Dinas Kesehatan Purbalingga meningkatkan 3 T (Testing, Tracing, Treatment) untuk memutus penularan Covid 19 yang semakin meningkat. Namun upaya ini, terutama tindakan testing, terkendala oleh adanya pembatasan tes PCR.

''Tes swab sudah banyak kita lakukan. Namun karena terbatasnya kapasitas tes PCR  (Polymerase Chain Reaction), menyebabkan sampel swab menumpuk di kantor dinas kesehatan dan puskesmas,'' jelas Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga Drg Hanung Wikantono, dalam rapat koordinasi penanganan Covid 19, Rabu (23/12) sore.

Baca Juga

Dia menyebutkan, tes swab terhadap sampel (specimen) hasil tes swab (usap) yang dilakukan petugas kesehatan di Purbalingga, selama ini hanya bisa dilakukan di laboratorium Rumah Sakit Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto. Namun mengingat banyaknya sampel yang juga dikirimkan dari daerah lain, Dinkes Purbalingga hanya boleh mengirim sampel PCR ke RSMS sebanyak 100 sampel per hari.

"Dengan jatah hanya bisa mengirim sampel sebanyak 100 sampel per hari, sampel hasil swab di Dinkes saat ini menjadi menumpuk. Bila kondisi ini tidak segera teratasi, kami khawatir tempat penyimpanan sampel tidak akan lagi mencukupi untuk menyimpan sampel,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, jatah pengiriman sampel sebanyak 100 sampel dari Purbalingga ini, tergolong sangat sedikit. "Hal ini mengingat, tes swab yang kami lakukan jauh lebih banyak mengingat lonjakan kasus yang harus segera diikuti tindakan 3T," katanya.

Dengan terbatasnya sampel swab yang bisa dilakukan tes PCR, Hanung menyebutkan, durasi sejak tes swab dilakukan hingga diperoleh hasil tes PCR juga menjadi sangat lama. ''Sejak pengiriman sampel swab hingga diperoleh hasil tes PCR saja membutuhkan waktu 5-7 hari. Ditambah waktu tunggu sejak swab dilakukan hingga bisa dikirim, maka waktu yang dibutuhkan akan jauh lebih lama lagi,'' katanya.

Menurutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan sejak tes swab dilakukan hingga hasil tes PCR diperoleh ini, sangat menyulitkan pihaknya untuk melakukan tindakan cepat mengatasi penyebaran kasus.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Hanung menyatakan, saat ini pihaknya telah merencanakan untuk melakukan rapid test antigen terhadap pasien Covid 19 dan pasien hasil tracing. Bila hasil rapid antigen menunjukkan hasil reaktif, baru dilanjutkan dengan tes PCR. ''Hal ini kami lakukan agar hasil sementara bisa kami ketahui, dan juga untuk mengurangi penumpukan sampel swab,'' jelasnya.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi yang memimpin rapat koordinasi secara virtual, mengakui lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil tes PCR, menjadi masalah serius dan harus segera diatasi.

"Bisa saja yang sudah diambil sampel swab-nya menjadi jenuh, kemudian jalan-jalan dan melakukan kontak dengan orang lain. Kalau hasil tes PCR-nya negatif, tidak masalah. Tapi kalau hasilnya positif, tentu akan menularkan penyakitnya pada orang lain," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement