REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, sudah mulai beroperasi kembali pada Rabu (23/12). TPST ini diblokir oleh warga sekitar dengan menutup akses bagi truk sampah sejak Jumat (18/12) lalu.
"Mulai hari ini (beroperasi kembali), tadi pagi. Karena ini sudah boleh untuk membuang sampah, berarti kan armada-armada sampah ini sudah wara wiri," kata Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (23/12).
Sampah yang sudah menumpuk di depo-depo sudah dapat dibuang ke TPST Piyungan. Ada tiga wilayah di DIY yang membuang sampahnya di Piyungan yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul.
"Armada yang biasanya cuma dua kali (perjalanan) bisa jadi dia wara wiri empat kali, supaya (sampah) yang ada di depo-depo itu bisa segera bersih," ujarnya.
Dengan beroperasi kembali TPST Piyungan, Aji menyebut, hal yang dipermasalahkan warga sudah diselesaikan. Pihaknya sudah membuat drainase untuk air limbah sampah agar tidak merembes ke rumah warga saat terjadi hujan.
"Keluhan drainase sudah, kalau ada air hujan akan masuk ke drainase dan lalu dibuang," kata dia.
TPST Piyungan sebenarnya sudah kelebihan kapasitas (overload) sejak 2014 lalu. Namun, Pemda DIY hingga saat ini masih mengoptimalkan TPST Piyungan sebagai tempat pembuangan sampah.
Aji menyebut ada rencana pengembangan dengan menambah lahan baru di sekitar TPST Piyungan, yang dilengkapi dengan teknologi pengolahan sampah. Saat ini, pihaknya masih dalam tahap penawaran ke investor.
"Kita tawarkan kepada investor untuk bisa dilakukan pengolahan. Jadi sampah itu bukan hanya ditumpuk, tapi diolah. Jadi tempat itu (TPST Piyungan) hanya tempat pengolahan," ucap dia.