REPUBLIKA.CO.ID, KONYA -- Ketika berita pandemi menyebar awal tahun ini, banyak rencana perjalanan, pernikahan, dan perayaan meriah ditunda untuk kemaslahatan yang lebih besar.
Ketika banyak negara belum membuka pintu bagi perjalanan internasional, Indonesia adalah salah satu dari sedikit yang masih mengizinkan warganya melintasi perbatasan internasional dengan SOP ketat.
Situasi ini memungkinkan warga Indonesia melanjutkan impian mereka keliling dunia sambil menyaksikan acara-acara penting seperti upacara Seb-i Arus di Turki.
Setiap tahun sejak 1937, kematian Jalāl ad-Dīn Muhammad Rūmī diperingati lewat acara peringatan Seb-i Arus (Malam Reuni dengan Tuhan) di Konya, tempat kelahiran ordo Mevlevi di abad ke-13 dan rumah bagi Rumi.
Konya adalah kota yang dikenal tidak hanya dengan Mevlāna, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang memadukan warisan sejarah.
Tahun 2020 menandai peringatan 747 tahun kematian sufi, penyair, dan cendekiawan terkenal dunia Jalāl ad-Dīn Muhammad Rūmī atau dikenal dengan Rumi.
Tahun ini pada 7 Desember dan 17 Desember, dengan dukungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata Turki, Upacara Sema sebagai bagian dari upacara Seb-i Arus dilaksanakan di Pusat Kebudayaan Rumi, Konya.
Karena pandemi dan partisipasi yang terbatas selain dari tamu istimewa dan undangan kementerian, upacara tersebut disiarkan langsung di akun Twitter dan Facebook GoTurkey dan cerita waktu nyata akan dibagikan dari akun Instagram GoTurkey (www.goturkey.com).
BACA JUGA: Peringatan 747 Tahun Kematian Jalaludin Rumi: Malam Reuni dengan Tuhan (2)