Senin 28 Dec 2020 10:09 WIB

Trump Teken RUU Stimulus Covid-19, IHSG Dibuka Menguat 

Indeks menguat ke level 6.067,00 pada perdagangan Senin (28/12).

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini, Senin (28/12). Indeks menguat ke level 6.067,00 dari penutupan perdagangan sebelumnya di posisi 6.008,70.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini, Senin (28/12). Indeks menguat ke level 6.067,00 dari penutupan perdagangan sebelumnya di posisi 6.008,70.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini, Senin (28/12). Indeks menguat ke level 6.067,00 dari penutupan perdagangan sebelumnya di posisi 6.008,70. 

Pergerakan IHSG pagi ini sejalan dengan bursa saham Asia yang mayoritas dibuka naik. Indeks Nikkei 225 menguat 0,43 persen, Hang Seng naik 0,26 persen, dan Shanghai Composite naik 0,26 persen. 

"Penandatanganan RUU Penanggulangan Covid-19 dan RUU Anggaran Belanja Sementara Pemerintah AS oleh Presiden Donald Trump menjadi sentimen positif bagi pasar," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (28/12).

Sebelumnya, Trump mendesak agar RUU Penanggulangan Covid-19 direvisi terutama berkaitan dengan jumlah bantuan langsung tunai (BLT) yang diterima masyarakat dari 600 dolar AS menjadi 2.000 dolar AS.  

Investor juga bereaksi atas rilis data Industrial Profits bulan November China yang memperlihatan keuntungan perusahaan di sektor industrial tumbuh 15,5 persen year on year (yoy), melambat dari pertumbuhan Oktober yang mencapai 28,2 persen.

Hingga November 2020, profitabilitas perusahaan industrial tumbuh 2,4 persen, lebih cepat dari pertumbuhan 0,7 persen yang dicatatkan sampai Oktober 2020. Selain itu, menurut riset, investor merasa lega atas tercapainya kesepakatan dagang Brexit antara Inggris dan Uni Eropa (UE) pada hari Kamis lalu. 

Kesepakatan ini mempertahankan akses perdagangan Inggris terhadap pasar tunggal Uni Eropa. Namun demikian, kesepakatan ini tetap akan menimbulkan kerepotan tersendiri bagi pelaku usaha karena hanya mempunyai waktu kurang dari satu mimggu untuk mempelajari dan melakukan penyesuaian terhadap peraturan baru.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement