Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Satu tahun sudah setelah Organisasi Kesehatan Dunia menemukan virus corona. Hingga hari ini, banyak orang masih tinggal di rumah dan tidak pergi ke kantor, sekolah, bioskop, stadion, gereja, dan restoran. Banyak sosialisasi yang akan terjadi di tempat-tempat tersebut pada tahun 2020 terjadi melalui video call. Dan salah satu yang paling tersohor berkat pandemi ini adalah Video Conference Zoom.
Dilansir dari CNBC International di Jakarta, Senin (28/12/2020) Zoom tidak didukung oleh Cisco, Facebook, Google ataupun Microsoft. Zoom hanyalah perusahaan kecil yang hidup di tengah perusahaan besar dan tiba-tiba dihujani oleh orang-orang yang mencoba layanan secara gratis, serta ribuan pelanggan baru yang membayar.
Pendapatan Zoom pun menoreh rekor hingga empat kali lipat dan laba meningkat 90 kali lipat, hal ini jelas mengejutkan para analis. Saham Zoom pun naik semakin tinggi, dengan mudah menonjol sebagai salah satu saham teratas tahun ini.
Baca Juga: Eric Yuan Masih Berjaya, Pendapatan Zoom Rekor ke Rp11 Triliun!
Hal itu sangat membantu pendapatan pendiri dan CEO Zoom, Eric Yuan. Mantan karyawan Webex ini memang sudah menjadi miliarder sebelum Covid-19 menyerang, yakni usai Zoom dipublikasi pada April 2019. Sekarang, Yuan adalah salah satu dari 100 orang terkaya di dunia. Saham Zoom-nya bernilai hampir USD17 miliar (Rp240 triliun), menurut FactSet.
Pertumbuhan zoom tidak selalu mudah. Pada musim semi, usai Zoom menerima permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, perusahaan juga dibombardir dengan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan perangkat lunak.
Kemudian muncullah pertanyaan tentang koneksi Zoom dan Yuan ke China. Nancy Pelosi, juru bicara Dewan Perwakilan Rakyat menyebut Zoom sebagai entitas China di siaran langsung televisi. Yuan pun langsung menanggapi dan memberikan klarifikasi melalui postingan blog perusahaan.
"Saya menjadi warga negara Amerika pada Juli 2007," tulisnya. "Saya telah hidup bahagia di Amerika sejak 1997. Zoom adalah perusahaan Amerika, didirikan dan berkantor pusat di California, berbadan hukum Delaware dan diperdagangkan secara publik di Nasdaq."
Kini, semua tekanan Yuan pun sepadan dengan makin melejitnya Zoom di penghujung tahun 2020.