REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) sedang merancang daya tarik wisata baru di kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar Bali, seperti Forbidden City atau Kota Terlarang di China.
“Bappenas sedang menyusun master plan untuk membantu Bali,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam jumpa pers secara virtual dipantau di Jakarta, Senin (28/12).
Menurut Kepala Bappenas itu, rencana induk saat ini sedang dikerjakan dengan menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar dan tokoh adat di Ubud yang dikenal sebagai kampung turis mancanegara itu. Ia menargetkan rencana induk Forbidden City di Ubud itu akan selesai pada semester pertama pada 2021.
Namun Kepala Bappenas masih merahasiakan lokasi persis rencana daya tarik wisata baru yang berada di kawasan Ubud, yang berjarak sekitar 22 kilometer arah utara Kota Denpasar. Suharso menambahkan rencananya itu dilakukan untuk mendukung pariwisata berkualitas dan akan menggeser pariwisata massal.
Sebagai gambaran, kata dia, wisata baru seperti Forbidden City itu akan menawarkan wisata budaya yang lebih terbatas atau ditawarkan lebih eksklusif kepada wisatawan dengan menggandeng UMKM sehingga memberikan hasil yang lebih berkualitas.
Bali, kata dia, dinilai lebih siap mengembangkan wisata baru tersebut karena menjadi barometer pariwisata Tanah Air dengan kekayaan wisata alam hingga budayanya.
“Jadi nanti Bali akan punya tempat yang berbatas dan dengan segala macam pertunjukan dunia di Ubud,” kata Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.