Selasa 29 Dec 2020 13:14 WIB

BI Dorong SDM Unggul Ekonomi Syariah Aplikatif di Industri

Terdapat empat strategi yang dijalankan BI untuk ciptakan SDM unggul.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) membuka pintu lebar untuk memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia sektor ekonomi syariah. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan pengembangan sumber daya insani ini sejalan dengan misi BI untuk memajukan ekonomi syariah Indonesia.

"Ada empat strategi yang dijalankan BI untuk menciptakan SDM yang unggul agar bisa dukung ekonomi syariah, yakni riset, edukasi, literasi, serta sinergi," katanya dalam Sharia Businness and Academic Sinergy (SBAS) 2020 yang dilaksanakan virtual, Selasa (29/12).

Baca Juga

Perry juga mengatakan perlunya pengembangan strategi yang sejalan dengan tujuan dari Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI). BI merumuskannya dalam upaya pengembangan edukasi dan literasi yang menjadi salah satu pilar blueprint pengembangan ekonomi syariah BI.

Perry menambahkan, BI selalu siap dan telah membantu pengembangan melalui program keterkaitan antara industri dan dunia pendidikan. Seperti dengan membuka program magang bagi para mahasiswa, bersinergi untuk kembangkan edukasi ekonomi syariah di kampus-kampus juga kampanye-kampanye sosialisasi yang terintegrasi.

Ia mengakui selalu ada tantangan, misal dalam pengembangan dan standarisasi kurikulum, juga perlunya keseimbangan dalam teori dan aplikasi. Selain itu pengembangan program yang lebih menyeluruh dari hulu ke hilir dan saling melengkapi.

"Ada tantangan juga dalam membuat kurikulum, desain dari suatu program yang betul-betul proses end to end, secara teori, hukum, bersifat aplikatif," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement